Menjernihkan Sejarah Proklamasi
Edisi: 24/05 / Tanggal : 1975-08-16 / Halaman : 16 / Rubrik : KL / Penulis : NOTOSUSANTO, NUGRO
PADA tanggal 17 Agustus 1945, dinihari, di rumah yang sekarang
menjadi tempat kediaman Dutabesar Inggeris di Jalan Imam Bonjol
1, Jakarta, Sukarno, Hatta dan Subardjo selesai merumuskan
naskah Proklamasi. Sukarno membawa secarik kertas yang
mengandung konsep Proklamasi dengan tulisan-tangannya ke serambi
depan lalu membacakannya di depan para hadirin. "Marilah,
saudara-saudara", katanya pada akhir pembacaan itu,"kita
tandatangani bersama-sama naskah Proklamasi ini!" Pada saat itu
ada tanggapan dari salah seorang pemuda yang hadir: "Saya tidak
setuju budak-budak Jepang ini ikut menandatangani naskah
Proklamasi!"
Setelah heboh sebentar, seorang pemuda yang bernama Sukarni
Kartodiwiryo mengusulkan, supaya yang menandatangani naskah
Proklamasi itu cukup Sukarno dan Hatta saja atas nama seluruh
Bangsa Indonesia. Usul itu disetujui, dan kemudian Sukarno
menugaskan kepada Sayuti Melik untuk mengetik rapi naskah
Proklamasi yang masih konsep itu. Setelah selesai ditik, Sayuti
Melik menyerahkan naskah Proklamasi yang sudah diketik rapi itu
kepada Sukarno. Maka Sukarno dan Hatta secara berturut-turut
menandatangani naskah Proklamasi yang diketik Sayuti Melik itu.
Itulah naskah Proklamasi yang otentik yang beberapa jam kemudian
dibacakan oleh Sukarno di rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur
(sekarang Jalan Proklamasi) no. 56.
Saya bertanya: "Siapakah pemuda yang nyeletuk mengenai
'budak-budak Jepang' itu?" Pertanyaan itu saya tujukan kepada
bapak-bapak para proklamator (dalam arti luas) yang menyaksikan
peristiwa yang dilukiskan di atas, Kesempatan bertanya itu
adalah suatu pertemuan rekonstruksi sejarah yang saya
selenggarakan pada tahun 1972 di rumah. Duta besar Inggeris
tersebut. Pak Hatta menjawab: "Sukarni". Pak Sayuti Melik
berpendapat: "Chairul Saleh". Mereka masing-masing sangat yakin
dan mempertahankan pendapatnya. Pak B.M. Diah, salah seorang
pemuda waktu itu, menyatakan kepada saya, bahwa beliau tidak
Keywords: Proklamasi, Sejarah Proklamasi, Nugroho Notosusanto, , 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…