Sekolah Dasar

Edisi: 45/21 / Tanggal : 1992-01-04 / Halaman : 79 / Rubrik : KL / Penulis : BACHTIAR, HARSYA W.


PADA Simposium Pendidikan Nasional 1991, yang diselenggarakan Senat Mahasiswa
IKIP Yogyakarta, 22 Desember lalu, Sejarawan Sartono Kartodirdjo mengkritik
pendidikan sekolah dasar (SD) di Indonesia, yang tidak menunjukkan
kemajuan dibandingkan dengan masa sebelum perang. Karenanya, kebudayaan
Indonesia di masa depan akan mandek dan mundur.

; Semestinya Prof. Sartono tahu bahwa pada masa Hindia Belanda, penyelenggaraan
pendidikan mengenal pemisahan golongan penduduk menurut ras masing-masing.
Dalam laporan resmi tentang peserta didik di sekolah, pemerintah Hindia
Belanda senantiasa mengadakan pembedaan antara orang Eropa, Timur Asing, dan
Pribumi.

; Bagi anak-anak keturunan Eropa diadakan sistem pendidikan yang lebih tinggi
mutunya dari pendidikan bagi anak-anak lain. Hanya beberapa pribumi, termasuk
Ir. Soekarno dan Mr. Ali Sastroamidjojo, yang memperoleh kesempatan belajar
di Europesche Lagere School -- SD bagi anak-anak Belanda.

; Bagi anak-anak pribumi diadakan sistem pendidikan sendiri: pada jenjang pendidikan
dasar mula-mula dengan Sekolah Voor Zonen Van Aanzienlij ke Inlanders, lalu
Eerste Klasse School dan Tweede Klasse School, dan kemudian Hollandsch
Inlandssche School (HIS). Untuk anak-anak keturunan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…