Mengapa Rendra? Mengapa Bukan Rendra?

Edisi: 25/05 / Tanggal : 1975-08-23 / Halaman : 47 / Rubrik : TER / Penulis :


TIDAK terlalu mudah untuk memilih salah-seorang dari beberap
orang yang patut mendapat Hadiah Seni dari Akademi Jakarta. Itu
kata-kata Sutan Takdir Alisyahbana, Ketua Akademi Jakarta,
sebuah lembaga yang merupakan dewan kehormatan seniman dan
budayawan. Didirikan lima tahun yang lalu oleh Gubernur DKI
Jakarta (dengan para anggota yang diangkat seumur hidup: ST
Alisyahbana, Moh. Said Mochtar Lubis, Affandi, Asrul Sani, D.
Djajakusuma, HB Jassin, Popo Iskandar, Rusli dan Soedjatmoko)
Akademi Jakarta untuk tahun ini memilih Rendra sebagai seniman
yang patut menerima penghargaan tersebut -- tepat pada ulang
tahun kelima Akademi tanggal 24 Agustus ini. Alasannya--yang
sampai laporan ini diturunkan belum lagi disusun menjadi satu
pernyataan tertulis untuk umum -- adalah karena dalam lima tahun
terakhir ini Rendra paling menonjol di bidang puisi, membaca
sajak dan teater.

; Orang umum sudah pasti akan segera menganggalkkan kepala. Sebab
tak ayal, seniman yang satu ini bukan main populer,
kontroversial dan bahkan di sana-sini suaranya menyentuh
bidang-bidang di luar kesenian. Meski begitu, dengan asumsi
bahwa popularitas tidak selalu menentukan nilai esensiil
karya-karya si seniman sendiri ("orang populer belum tentu besar
dan orang besar belum tentu populer", demikian peribahasa
pengarang Mesir George Zaidan - seperti dikutip Hamka dalam
Majlis Ulama baru-baru ini), orangpun bertanya: benarkah Rendra
memang "orang besar yang populer" -- ataukah sebenarnya terdapat
beberapa orang yang "lebih besar" dalam kesenian hanya saja
kurang populer? Betapapun juga orang memang tak boleh buru-buru
menaruh prasangka, bahwa Akademi hanya sekedar "meneguhkan"
orang yang sudah populer--dan bukan mempertimbangkan dengan baik
tokoh-tokoh yang kalau perlu dipopulerkan untuk menjadi
"pegangan umum".

; Akademi, berlawanan dengan niat semula, memberikan penghargaan
(diujudkan dalam jumlah Rp 2 juta) berdasar perhitungan lima
tahun - dan bukan pada setiap muncul karya yang besar. Karena
selama lima tahun terakhir ini rupanya belum terlihat sesuatu
karya luar…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…