"goro-goro" Rendra, 1957

Edisi: 26/05 / Tanggal : 1975-08-30 / Halaman : 50 / Rubrik : TER / Penulis :


JAM 20 kurang sedikit (22 Agustus minggu lalu), Teater Arena TIM
sudah penuh penonton. Beranjak dari kursi penonton tak jauh dari
kedua isterinya, Rendra menuju ke pentas - menyingkirkan podium
yang oleh panitia disediakan untuknya. Tak lama kemudian muncul
DS Moeljanto kawan masa kecil Rendra di Sala (kini redaksi
majalah Keluarga yang kabarnya berniat membukukan masa muda sang
penyair - menyerahkan 2 naskah sajak Rendra yang ditulis ketika
baru berumur 14 tahun: tentang gadis penari dan kepedihan
hatinya kematian pacar.

; "Sambil merasa malu terhadap anak sulung saya Teddy Nugraha yang
sudah bisa menulis sajak lebih baik dibanding sajak masa remaja
saya, maka sebagai rasa terimakasih kepada Saudara DS Moeljanto
saya akan membacakan sajak-sajak yang sudah saya lupakan dan
saya tak punya arsifnya ini. Saya tak akan menjadi penyair kalau
Saudara Moeljanto dulu tidak suka 'mencuri' tulisan-tulisan saya
lalu mengirimkannya ke majalah. Ketika itu saya lalu sadar akan
kepenyairan saya. Tetapi lebih senang lagi karena menerima
honorarium.. " kata Rendra di panggung, bertelanjang kaki Terasa
vulgair memang, tapi jelas masih tampak 'garis alur gaya' yang
bersambungan dengan sejumlah puisi Rendra sebelum ia ke
Amerika.

; Adapun sajak-sajak Rendra yang ia tulis tahun ini (Gadis dan
Majikan, Rakyat adalah Sumber ilmu, Songgok jagung Di Kamar
dan terutama Mencari Bapa-- "sajak terpanjang yang pernah saya
tulis") masih terasa gayanya yang lama, ballada. Mencari Bapa,
sebenarnya cukup bagus kalau saja berakhir pada baris-baris
surrealistis, yang menggambarkan kereta api melaju menembus
ruang dan waktu. Keutuhannya justru tak tertolong ketika ia
menempelinya dengan berbagai doa Katholik, Islam, Budha, bahkan
doa meditasi Yogya) meskipun kemudian dibuntuti dengan "ya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…