Nelayan Kita Marah Lagi
Edisi: 30/05 / Tanggal : 1975-09-27 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :
MINGGU itu diawal September lalu, para nelayan Pangandaran
tak lagi bisa menahan marahnya. Lebih 100 nelayal
berbondong-bondong menuju pantai, lalu menaiki perahu yang
sedang parkir. Dengan kecepatan yang lebih dari biasa, puluhan
perahu itu menuju muara Cikadang. Mereka megepung dua kapal
motor penangkap ikan (trawler). Dan bentrokan tak terhindarkan.
Berita ini adalah cerita Abdullah Mustappa - ditambah dengan
catatan Said Muchsin dari TEMPO yang datang ke Pangandaran:
; NELAYAN di Pangandaran Ciamis Il Selatan, sudah miskin sejak
moyangnya. Mereka mendiami sebidang tanah yang menjorok ke laut,
sekitar 141 Km persegi. Hidupnya tergantung pada laut selatan
yang buas, namun telah menjadi sahabat mereka. Mereka ke laut
mendayung perahu tanpa layar. menghabiskan hari sambil
mempertahankan nasibnya. Atau berjam-jam mereka sanak keluarga
menarik jaring, seakan begitu yakin keberuntungan ada di sana.
Ketika belakangan ini daerah mereka dijuluki Pantai Indah untuk
menarik kaum turis hal itu tak seberapa membawa tuah. Bahkan di
tengah menjamurnya losmen mungil yang hanya sesekali digunakan
orang kota, kemiskinan para nelayan makin menjadi tontonan.
; Kemudian para nelayan itu makin kecewa. Jaring-jaring yang
mereka tarik dengan susah payah, ternyata bukan saja tak membawa
hasil. Tapi juga kedapatan robek-robek. Akhirnya mereka
mengetahui biang kerusakan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?