Astaga! Siapa Yang Ketawa ?
Edisi: 30/05 / Tanggal : 1975-09-27 / Halaman : 14 / Rubrik : MD / Penulis :
HUMOR, di Indonesia ini, adalah ibarat soto. Iain daerah lain
pula seleranya. Lelucon Srimulat tak akan segera tertangkap oleh
gadis Sangihe, dan humor Banyumas bukan untuk pengungsi Timor
Portugis. Di samping soal bahasa (satu faktor penting) juga soal
lingkungan sosial. Tingkah-laku Ratmi B-29 menghibur para babu
yang tak sring nonton, tapi akan dicibirkan oleh nyonya-nyonya
WIC di Jakarta yang cuma mau ketawa oleh komedi The Jakarta
Players. Mereka yang suka ngakak menonton lakon Arifin C. Noer
mungkin malah sebal melihat Kwartet Jaya. Sambutan terhadap
sebuah lelucon sangat tergantung pada adanya kecocokan
pengalaman, atau tingkat informasi, antara si pelucu dan
hadirinnya. Mungkin itulah sebabnya sukses film Charlie Chaplin
di tahun 20-an disebabkan terutama karena mereka adalah film
bisu: gerak-gerik, mimik, dan kecelakaan-kecelakaan badaniah
bisa dikomunikasikan secara mudah, karena hampir setiap orang
punya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…