Pasang Surut Intelijen Kita

Edisi: 47/23 / Tanggal : 1994-01-22 / Halaman : 25 / Rubrik : NAS / Penulis : PTH


TAK ada papan nama yang terpasang. Dari luar hanya terlihat ada sederet gedung di balik pagar hidup yang rimbun. Tamu yang masuk pun cuma terlihat satu dua, tak mesti setengah jam seorang, lewat satu-satunya pintu masuk yang menghadap Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Suasananya, dari luar, tampak sepi dan agak mencekam. Itulah kantor pusat Badan Intelijen Strategis (Bais) ABRI, lembaga yang selama sepuluh tahun terakhir amat berperan dalam operasi keamanan dan sosial politik ABRI.

Bais adalah sebuah nama yang terkenal namun ditakuti. Lembaga ini disebut-sebut berperan penting melumpuhkan apa yang mereka sebut gerombolan pengacau keamanan di Aceh, juga gerakan anti integrasi di Timor Timur. Richard Tanter, pakar politik dari Monash University, Melbourne, Australia, bahkan mengatakan Bais pula yang menggembosi dukungan untuk gerakan Papua Merdeka di Irian Jaya, dengan mengendalikan beberapa tokoh pemerintahan di Papua Nugini.

Nama Bais pun cepat menanjak, melampau Bakin yang lahir lebih awal. "Bahkan, Bais telah mengalahkan pengaruh Bakin," tutur Richard Tanter, yang menulis disertasi tentang kegiatan intelijen di Indonesia periode 1966-1989. Tapi seorang bekas "orang Tebet" mengakui, Bakin sebagai lembaga koordinator berperan ikut membinanya. Ia mengibaratkan Bakin sebagai pelatih, dan Bais sebagai pemain bola. "Wajar saja, kalau yang di lapangan kelihatannya lebih jago," ujarnya kepada Andy Reza dari TEMPO.

Kelahiran Bais dibidani oleh Benny Moerdani, tak berapa lama setelah ia menjabat Panglima ABRI, Maret 1983. Tanter memuji Bais sebagai organisasi yang rapi. "Cara kerjanya terkendali, pengaruhnya menyerap ke bawah dan ke atas," katanya. Boleh percaya atau tidak, Tanter bilang kegiatan pertama Bais ialah pengendalian kejahatan dengan petrus (penembakan misterius), operasi yang membuat keder penjahat, gali, dan bromocorah.

Pemerintah sendiri tak pernah mengumumkan siapa di belakang petrus itu. Ketika masalah petrus itu marak secara nasional, Benny Moerdani menyebutkan: "ada perang antar gang" atau "ada orang mati dengan luka peluru, itu karena melawan petugas."…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?