Tuan Sadat Pergi Ke Washington
Edisi: 32/05 / Tanggal : 1975-10-11 / Halaman : 04 / Rubrik : INT / Penulis :
"Israel adalah suatu kenyataan yang didukung oleh dua negara
besar, Amerika Serikat dan Uni Soviet" - Presiden Sadat, 9
September 1975.
; DI tengah-tengah kecaman para pemuka Arab lain, Sadat bahkan
lebih bersemangat dari Israel dalam menyambut missi Kissinger.
Di bulan Maret yang lalu, Sadat begitu marah ketika missi
Kissinger gagal, sampai ia berkomentar: "Yerussalem menyabot
Kissinger dengan harapan bisa menjatuhkan Menlu Amerika itu.
Sementara Menlu berikutnya, baru bisa muncul setelah pemilihan
presiden nanti". Kissinger sendiri Yahudi yang dianggap
"Saudara" oleh Sadat, menyatakan hanya kembali dengan diplomasi
bolak-balik Timur- Tengah, jika "sukses sudah 90% di tangan".
; Sulit untuk tidak mengakui bahwa sukses memang sudah di tangan,
ketika bulan Agustus silam Kissinger mulai kembali diplomasi
bolak-baliknya itu. Suatu kegiatan diplomatik mendahuluinya,
termasuk pertemuan Ford-Sadat di Wina dalam perjalanan penting
kepala negara Amerika itu ke Helsinki. Dan persetujuan pemisahan
pasukan itu pun tercapai sebagai yang direncanakan (TEMP0, 13
September). Lewat penandatanganan kedua belah pihak di Jenewa,
hasil missi Kissinger itu kini sedang tahap pelaksanaan.
; Sebentar lagi, baik pasukan penyanggah PBB di Sinai maupun
pasukan Mesir bakal menggeser ke depan, sementara Israel
merelakan sejumlah wilayah yang sejak tahun 1967 dikuasainya.
Tapi Sinai belumlah seluruh Timur Tengah. Bahkan mungkin bukan
bagian terpenting dari wilayah sengketa itu. Dengan kata lain,
ancaman perang masih pengap. Tak semua pihak senang. Uni
Soviet yang bersama Amerika Serikat merupakan ketua konperensi
Jenewa untuk masallah Timur Tengah tidak muncul pada
penandatanganan dokumen persetujuan sementara. Hari-hari
sebelumnya, Sadat bahkan telah dituduh sebagai pengkhianat
bangsa Arab .
; "Saya Tidak Sanggup"
; Untuk pertama kalinya dalam sejarah Mesir, koran-koran Arab dari
Kuweit lewat Beirut hingga Tripoli secara beramai-ramai
menyerang Kairo. Kedutaan Mesir di berbagai negara Arab menjadi
sasaran demonstrasi. Diplomat Mesir yang bertugas di Madrid
menjadi sasaran pembajakan pemuda-pemuda Palestina. Usaha Sadat
untuk menjelaskan posisinya kepada bangsa Arab tidak seluruhnya
berhasil. Wakil Presiden Houni Mubarak yang terbang ke berbagai
negara Arab selepas penandatanganan di Iskandariyah tanggal 1
September yang lalu tak berhasil menemui Presiden Assad yang
menolaknya dengan halus di Damaskus. "Suriah tak akan berunding
dengan Mesir mengenai apa pun selama Kairo masih terikat dengan
Israel dalam persetujuan Sinai itu", kata Menlu suriah, Abdel
Halim Khaddam, lewat kolan Kuweit. AlQabas, 21 September yang
lalu. Menteri Pertahanan Suriah. Jenderal Mustafa Tlas
berkata: "Persetujuan damai itu hanya akan memencilkan Mesir
dari lingkungan negara Arab".
; Dan Mesir sadar. Dalam suatu kesempatan berpidato pekan silam,
Perdana Menteri Mesir, Mamduh Salem dengan tegas mengemukakan
soal terpenting yang dihadapi negerinya: "Kami akan meningkatkan
perekonomian dan pertahanan kami". Mesir yang perekonomannya
menjadi sangat lemah oleh perang yang berkepanjangan itu,
nampaknya makin melihat majemuknya soal Timur…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…