Pertarungan Terakhir Sang Gajah

Edisi: 32/05 / Tanggal : 1975-10-11 / Halaman : 31 / Rubrik : ILT / Penulis :

JUM'AT, 13 Juni 1975, pasti suatu tanggal yang akan terus
diingat dalam sejarah ilmu hayat--bahkan sejarah dunia
umumnya. Begitu tulis Roger Chateauneu dalam Paris Match
baru-baru ini. Hari itu gajah masuk ke dalam kedudukan politik
internasional, melalui pintu yang terbuka lebar. Harian
International Herald Tribune yang terkemuka itu tanpa ragu-ragu
menyanggupi untuk menyediakan ketiga kolom pertama di halaman
pertama dalam terbitan esok harinya dengan berita tentang gajah.
Biasanya kolom itu hanya diisi dengan berita penting tentang
peristiwa dunia atau soal kepala negara-negara besar. Judulnya
nengejutkan: "Skandal Gading".

; Sampai sekarang belum ada seorang Presiden yang kehilangan suara
mayoritas karena soal binatang yang berkulit tebal ini. Tetapi
mungkin ini bisa-menimpa Jomo Kenyatta, yang berumur 80 tahun,
dan yang memerintah di Kenya sejak 1964, bekas jajahan Inggeris
berpenduduk 9,95 juta orang dengan daerah lebih luas sedikit
dari Perancis. "Perdagangan gelap mengancam nyawa 130.000 ekor
gajah di negeri ini", jerit anggota Parlemen, John Keen, Menteri
Tenaga Kerja. Sedang majalah New Scientist keluaran Inggeris,
menuduh Margaret Kenyatta, puteri Presiden dan Walikota Nairobi,
punya andil dalam perdagangan gelap itu secara besar-besaran.

; Gajah Terakhir

; Matinya seekor gajah sudah cukup jadi alasan timbulnya rasa
kasihan dan kesedihan. Tetapi tetap sukar untuk membayangkan
bahwa pada suatu hari tersiar berita telex "Gajah terakhir di
atas bumi telah mati".

; Soalnya, harga gading naik pesat pada waktu harga emas mengalami
stagnasi dan harga berlian melemah. Tanzania telah memberikan…

Keywords: -

---

Foto Terkait