Komersialisasi Pura?
Edisi: 34/05 / Tanggal : 1975-10-25 / Halaman : 33 / Rubrik : AG / Penulis :
TIDAK setiap tempat persembahyangan yang disebut Pura mesti
indah dan menarik. Adakalanya Pura itu kelihatan kurang
teratur. kurang terpclihara, penuh semak belukar. Tetapi memang
banyak pula terdapat Pura yang indah, menarik, hingga beralasan
kalau mata turis asing tertarik karenanya. Dan Pura yang
terakhir ini mampu mendatangkan dollar. "Tapi jangan diartikan
Pura yang jelek dan tidak teratur harus dipugar indah agar
menarik mata turis", cerita I Wayan Surpha Sekjen Parisadha
Hindu Dharma Pusat kepada TEMPO di Denpasar. Ucapan tokoh agama
Hindu ini mengandung makna bahwa Pura harus dilihat dari
fungsinya sebagai tempat suci di mana umat Hindu bersembahyang,
bukan sebagai obyek pariwisata. Kalau turis tertarik melihat
Pura dengan segala kegiatan yang ada di dalamnya, itu urusan
turis sendiri, "jangan kita sengaja berbuat sesuatu agar turis
senang", kata I Wayan Surpha.
; Perihal bantuan pemerintah untuk pemugaran Pura-Pura yang ada di
Bali ini, I Wayan Surpha mengatas-namakan seluruh umat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…