Lampu Aladin Penumpang Gelap

Edisi: 35/05 / Tanggal : 1975-11-01 / Halaman : 12 / Rubrik : HK / Penulis :

SENGKETA perumahan terus juga terjadi di Jakarta yang kian padat
ini. Tapi perkara no.693/746 yang diputus Hakim. Ketua
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Soemadijono SH, 21 Oktober
kemarin agaknya tergolong kasus perdata di mana hukum terlihat
kusut-masai wajahnya. Di sini pelaku utamanya justru seorang
"sarjana hukum" yang kebetulan kini lagi menjabat Hakim pada
Pengadilan Negeri Serang. Si Hakim bernama Ansyari Bachsin.
Inilah kisahnya:

; Usaha gelap

; Tahun 1968 Siti Azza menyerahkan tanpa curiga rumahnya di Gg
Bluntas II/156 Rt 007/Rw 005 Paseban Jakarta ditempati orang
bernama Boen Men Kwet yang kelak bernama Buntoro Mulyo. Soalnya
waktu itu Siti Azza akan meninggalkan Indonesia mengikuti
suaminya yang mendapat tugas jabatan di luar negeri. Boen
sendiri belum lama memboyong keluarganya ke Jakarta amat
membutuhkan tempat tinggal. Pertimbangan Siti Azza, daripada
rumahnya dibiarkan kosong, lebih baik ada yang menunggu. Tapi
untuk amannya, dibuatlah surat perianjian yang pokoknya: Boen
Men Kwet boleh menempati rumah Siti Azza tersebut selama 4 tahun
tanpa harus membayar apa-apa, tapi Boen menyanggupi memenuhi
kewajiban memperbaiki bagian depan rumah itu yang waktu itu
masih bersifat semi-permanen. Perjanjian di kertas segel
bertanggal 1 Juni 1968 itu juga melarang Boen Men Kwet
menyewakan, mengontrakkan memberi izin tinggal orang lain
apalagi menjual rumah itu. Juga bahwa Boen, setelah 4…

Keywords: -

---

Foto Terkait