Satu Pssi, Berapa Bahasa ?
Edisi: 37/05 / Tanggal : 1975-11-15 / Halaman : 53 / Rubrik : OR / Penulis :
PSSI tak pernah berhenti bergolak, peristiwa tiga minggu ini
mengingatkan orang pada suasana menjelang Kongres PSSI di
Yogya hampir setahun yang silam. Waktu itu menjelang pemilihan
pengurus baru, PSSI baru dibikin babak belur dari perlawatannya
ke Eropa.- Sekarang menjelang turnamen Pre Olimpik, PSSI pun
baru mengalami serangkaian kekalahannya dari perlawatannya ke
Selandia Baru.
; Tapi masalahnya agak berbeda. Dulu yang dipersoalkan, pemilihan
pengurus baru; sekarang kristalisasi dari pengurus yang menang
itu. Dulu sifatnya lebih terbuka sekarang baru terbuka setelah
meledak dari dalam. Tiga orang pengurus terasnya mengundurkan
diri dengan disertai pernyataan-pernyataan ramai di surat kabar.
Mereka, Sutjipto Danukusumo, Kamaruddin Panggabean dan Hans
Pandelaki, menyanggah keputusan Ketua Umum Bardosono (lihat
Wawancara). Kendati pun begitu, pola isyu nampaknya tak banyak
bergeser dari lingkaran "kekuasaan". Dulu Bardosono menyatalian,
pencalonan dirinya "mendapat restu Presiden"- sekarang
kebijaksanaannya "telah diberitahu dan dibenarkan Presiden dan
Wakil Presiden". Meskipun yang terungkapkan kemudian
adalah"residen akan merestui Bardosono kalau memang Kongres
memilihnya"dan sekarang "Presiden dan Wakil Presiden
menginstruksikan Bardosono untuk menyelesaikan persoalan dengan
pihak KONl". Penjelasan resmi yang langsung memang tidak ada.
; Sikap KONI dalam menangani masalah ini pun tak banyak berbeda.
Berpegang pada prinsip "tidak mencampuri urusan rumah-tangga
induk organisasi", Pejabat Ketua KONI Pusat, Suprayogi, tak
pernah goyah dari norma-norma sportivitas. "Pakailah bahasa
olahraga dalam urusan olahraga". Persis seperti petuahnya di
depan Kongres Yogya. Dan pedoman itu diulang lagi dalam
mengarahkan Musornas KONI se-Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Cuma sekarang nampaknya Suprayogi lebih berani dan lebih
terperinci sikapnya. Sesaat menemui Presiden Suharto di Bina
Graha tanggal 4 Nopember lalu, ia sempat menegur Bardosono agar
sang Ketua Umum ini "mempergunakan bahasa olahragai", dan lebih
demokratis. Dan peristiwa itu terjadi di depan mata para
wartawan
; "Ya, cuma itu sikap KONI", kata Sekjen KONI Pusat Siregar pada
TEMPO. Siregar yang dikenal sebagai otak mekanisme olahraga
nasional menganggap pertikaian dalam tubuh pimpinan PSSI sekedar
"soal yang sepele". Tetapi, "ternyata PSSI masih bayi. Dan nilai
apa yang bisa kita ambil dari olahraga untuk pembinaan bangsa,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…