Dan Idi Aminpun Diundang Mao...
Edisi: 39/05 / Tanggal : 1975-11-29 / Halaman : 09 / Rubrik : INT / Penulis :
"PORTUGAL meninggalkan Angola tanpa rasa berdosa", kata
Laksamana Madya Leonel- Cardoso di Luanda tanggal 10 Nopember
yang silam. Beberapa jam setelah itu ia tampil dalam suatu
upacara: "Atas nama Presiden Portugal, dengan khidmat saya
memproklamasikan kemerdekaan dan kedaulatan penuh Angola. Kini
terserah kepada rakyat Angola jalan apa yang akan mereka tempuh
untuk melaksanakan kedaulatan tersebut". Dan semua orang tahu
bahwa hingga sekarang, cara yang sedang hebatnya ditempuh oleh
orang-orang hitam itu adalah cara berdarah. Bahkan jauh sebelum
kemerdekaan yang dijanjikan Portugal itu tiba.
; Di negeri tempat bertempurnya tiga golongan yang saling
bermusuhan itu - MPLA, FNLA dan UNITA-- sambutan terhadap
kemerdekaan yang dihadiahkan itu tersambut dengan cara
masing-masing. Sebagai organisasi bersenjata yang lebih suka
berkelahi antar saudara dari pada menyerang kaum penjajah, hari
kemerdekaan yang mereka masing-masing rayakan lebih banyak pula
merupakan pernyataan rasa permusuhan terhadap orang-orang
sebangsanya. Barangkali karena itulah maka dengan ringan Cordoso
bisa mengumandangkan rasa tidak bersalahnya Portugal. Buktinya
toh jelas, orang pribumi lebih senang memerangi bangsanya
sendiri dan membiarkan bangsa Portugis berangkat dengan tenang.
; Sehari setelah Cordoso bongkar sauh dari pantai Angola, dua
negara muncul serentak di bekas jajahan itu. FNLA dan Unita yang
mendapat dukungan RRT dan beberapa…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…