Pertamina, 1976: Penyesuaian Dengan..

Edisi: 46/05 / Tanggal : 1976-01-17 / Halaman : 47 / Rubrik : EB / Penulis :


DI pagi 7 Januari yang mendung itu, Presiden Soeharto
membawakan keterangan Pemerintah tentang RAPBN 1976/1977. Ketika
sampai pada masalah hutang Pertamina -- yang kali ini
dikemukakn Presiden agak panjang dan mendetil (lihat box) --
tampak banyak anggota DPR terdiam. Ada yang geleng-geleng
kepala, seakan mereka baru tahu setelah diungkapkan sendiri oleh
orang pertama negeri ini. Ternyata memang, akibat hutang itu tak
saja menampar Pertamina, tapi juga mengenai berbagai sektor dan
bidang kegiatan lain. Boleh dibilang, tersedotnya dana-dana
untuk mengatasi hutang Pertamina itulah yang merupakan sebab
pokok keprihatinan mulai awal 1976 ini. Indonesia, justru yang
seharusnya bisa menikmati "berkah minyak" tahun-tahun lalu, kini
harus mengeratkan ikat pinggang.

; Berapa besar sesungguhnya hutang-hutang yang dibuat oleh
Pertamina baik yang jangka pendek maupun panjang? Pertanyaan ini
tersembul sejak berita krisis Pertamina pertama terdengar. Tapi
sampai sekarang ternyata belum bisa disebutkan jumlah yang
pasti. Menteri Ekuin Widjojo Nitisastro, di depan sidang pleno
DPR bulan Juni tahun lalu, ada menyebutkan angka $ 3.200 juta.
Jumlah tersebut merupakan hutang-hutang luar negeri, termasuk
hutang uang minyak $ 850 juta yang oleh Pertamina tak dimasukkan
ke kas negara. Sedang jumlah hutang terhadap
perusahaan-perusahaan di dalam negeri sampai bulan Maret tahun
lalu itu diketahui sebanyak Rp 47.000 juta, yang dinilai dalam
dollar AS akan jatuh di seputar $ 113 juta. "Hutang-hutang
tersebut memang sulit untuk ditrasir", kata seorang pejabat.
"Setiap waktu bisa saja muncul tagihan baru kepada Pertamina".
Menurut pejabat itu, seluruh hutang Pertamina sampai sekarang
tak akan kurang dari $ 3,5 milyar. "Ini belum dimasukkan
perhitungan bunga yang cepat atau lambat harus dicicil juga olen
negara", katanya. "Kalau terhadap para kontraktor dalam negeri
lebih mudah dicapai kompromi -- dengan memotong sebagian tagihan
tanpa bunga -- kompromi seperti itu belum tentu akan dituruti
oleh bank-bank di luar negeri".

; Berapa besarnya bunga yang harus dicicil Pertamina terhadap para
bankir di luar negeri, agaknya tak begitu sulit untuk
diperkirakan. Gubernur Bank Sentral Rachmat Saleh di depan
Komisi VII sidang DPR belum lama berselang, mengemukakan angka $
1300 juta sebagai cadangan devisa pemerintah yang sudah
digunakan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek Pertamina.
Konon seluruh hutang jangka pendek Pertamina itu meliputi $ 2,1
milyar. Sedang tingkat bunga yang dikenakan oleh para bankir
asing itu kabarnya berkisar antara 10 sampai 25% setahun.
"Hutang-hutang yang di bawah setahun itu ada yang jatuh waktu
selama 9 bulan, ada pula yang sampai 6 bulan saja", kata sebuah
sumber yang dekat dengan BI. "Dipukul rata, tingkat bunganya
adalah 15%". Dihitung-hitung jumlah bunga yang harus dicicil
Pertamina -- dan tentunya bakal ditanggung Negara -- konon
mencapai $ 200 juta setahun.

; Apa sebabnya Pertamina sampai dibolehkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…