Johnny Hidayat, Kartunis Laris
Edisi: 48/05 / Tanggal : 1976-01-31 / Halaman : 24 / Rubrik : TK / Penulis :
ORANG ini lucu, kadang "kurang ajar". Kalau bicara suka
menyindir, menyakitkan, dan kadang nyerempet-nyerempet porno.
Humornya selugu orang-orang kampung. Meskipun kalau ngomong
mulutnya terbuka lebar-lebar (dan begitu pula matanya), tapi
hatinya baik. Ujud fisiknya saja sudah lucu: kepalanya tak
terlalu bulat, berambut kaku dan sangat jarang, boleh dikata
gundul -- persis buah durian. Tokoh utama kartun yang dikasih
nama Joni atau Bung Joni ini, oleh penciptanya tak pernah
dilukis menghadap pembaca melainkan selalu miring ke kiri atau
ke kanan. Soalnya Johnny Hidayat, sang kartunis, ingin
menunjukkan ciri khasnya. Yaitu si Jon yang berhidung luar
biasa mancung seperti Petruk, yang juga lucu, kadang porno, suka
mengklitik, tapi setia.
; "Saya selalu menyesuaikan diri dengan selera pembaca", katanya.
Maksudnya, kartun yang ia kirim untuk majalah atau koran selalu
disesuaikan dengan corak penerbitan yang bersangkutan. Tapi
betapapun, tak salah lagi kalau disebut bahwa Johnny Hidayat
adalah satu-satunya kartunis paling produktif dewasa ini.
Pertama kali karyanya muncul di majalah Pancawarna, 1960.
Setelah mencoba bikin cerita komik tentang kehidupan remaja,
tahun 1970 muncul di majalah Selecta. Dan ia mulai laris. Kini
kartunnya bisa dijumpai di 3 harian Ibukota (antara lain Berita
Buana dan Pos Kota), 1 harian Medan, serta beberapa majalah
hiburan seperti Vista dan terutama majalah humor Stop.
; Sekalipun coretannya spontan, komis dan sudah punya watak
tersendiri, toh ada saja yang kurang berhasil. Terutama
kata-katanya -- yang barangkali lantaran terlalu produktif
itulah. Kecuali kata-kata, hampir tak ada karyanya yang lebih
menitik-beratkan akting.
; Kata-kata itu pun kebanyakan berupa silat-lidah, dalam bahasa
Jawa srekalan. Misalnya dialog antara polisi dan pengendara
sepeda. Polisi: "Kau lari cepat-cepat, apa nggak takut celaka?".
Jawab: "Takut pak. Dari itu saya lari cepat supaya celakanya
nggak bisa ngejar". Atau: "Saya bisa membantu penanggulangan
banjir dengan membangun saluran-saluran, dam-dam, waduk-waduk,
asal ada biaya 150 milyard". Jawab Bung Joni: "Saya dengan 160
milyard juga bisa" (yang ini memang lucu).
; Tinggal Telepon
; Johnny mengakui bahwa kartun yang orisinil memang yang tanpa
teks. "Tapi untuk bikin yang macam begitu, tak mungkin saya bisa
produktif. Lagi pula kartun begitu sulit dimengerti rakyat biasa
seperti tukang becak. Diperlukan imajinasi yang tinggi. Saya kan
melayani banyak penerbitan. Kalau saya bikin 5 kartun tanpa teks
di antara sekian…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
DICK, SI RAJA SERBA ADA
1984-01-21Pengusaha, 50, perintis toko serba ada, gelael supermarket. juga pemilik restoran kentucky, dan es krim…
PENGAWAL DEMONSTRAN DI MASA TRITURA
1984-01-14Letjen (purn), 60. karier dan pengalamannya, mengawal para demonstran kappi/kami pada saat terjadi aksi tritura…
AHLI NUKLIR, DALAM WARNA HIJAU
1984-01-28Achmad baiquni, dirjen batan, ahli fisika atom yang pertama di indonesia.