Hiburan Prihatin ?
Edisi: 50/05 / Tanggal : 1976-02-14 / Halaman : 46 / Rubrik : HB / Penulis :
DI musim hujan 1976 inipun, tempat hiburan di negeri ini
tidak lagi menjamur. Justru sebaliknya. Lagi rontok dan
prihatin. "Memang sedang mengalami kelesuan. Ini terjadi bukan
hanya di Indonesia atau khususnya di Jakarta. Tapi merupakan
gejala yang menyeluruh di seantero dunia", ujar Sutopo
Jasamihardja, Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
; Ia menyebutkan penyebabnya: "Pengaruh kehidupan ekonomi yang
sedang merosot di dunia, dan kemerosotan yang dialami
proyek-proyek besar seperti perkayuan dan lain-lain di
Indonesia, dan perobahan antara selera masyarakat dan kemampuan
produktivitas produsen tempat hiburan di sini". Agak panjang
juga. Pendeknya, Sutopo melihat kelesuan di bidang tempat
hiburan ini juga melanda Bangkok, Manila, Singapura dan
lain-lain.
; Galeb Husin, seorang agen artis di antara 4 agen artis di
Ibukota yang aktif, tampak merasakannya pula."Di Singapura",
kata pemimpin D'Star Entertainment yang berkantor di Hotel
Sabang itu, "sejak 2 tahun terakhir ini agen-agen artis di sana
dilanda sepi. baru akhir-akhir ini saja mereka kelihatan
bangkit lagi". Meski jumlah badan seperti itu di Jakarta
tercatat resmi di Direktorat III kesejahteraan DKI tak kurang
dari 9 buah, tapi yang benar-benar aktif selain D'Star
Entertainment ialah Jakarta Artis, Zaiba dan Rizas.
; Dan gejala melesu ini (seperti juga gejala menjamurnya
dulu) juga mengenai kota-kota lain di Indonesia. "Perkembangan
tempat hiburan di Medan selkarang ini", tulis koresponden TEMPO
Zakaria M. Passe dari Medan, "seperti kerakap tumbuh di batu.
Sudah senen-kemis". Setumpuk laporan dengan nada sama datang
dari Surabaya, Banjarmasin, Samarinda, Ujungpandang dan Bandung
(lihat: Sepi Di Setiap Kota).
; Adapun di Jakarta, yang menyolok rontoknya ialah tempat hiburan
bernama klab malam alias night club. "Yang masih dalam keadaan
operasi sekrang tinggal 16 buah saja. Tahun 1971/1972 jumlahnya
mencapai 33 buah", tutur Wim Tomasoa, Wakil Ketua Bapparda/
Dinas Pariwisata DKI. Padahal menurut Eddy Rosadi, yang
mendampingi Wim, tak ada pembatasan, asal disesuaikan dengan
kebutuhan menurut pertimbangan lokasi untuk kelima wilayah DKI.
Tentu saja sebelum surat izinnya diteken Gubernur Haji Ali
Sadikin, lokasinya ditilik-tilik dulu sesuai apa tidak dengan
prinsip, "jauh dari sekolah, tempat ibadah dan rumah kediaman".
; Tapi sesuai atau tidak dengan prinsip-prinsip itu, bagaikan
bunga-bunga layu kena jamah angin -- klab malam itu berguguran
"Ada yang cuma berumur 2 hari", tutur Eddy Rosadi lagi. Dan
memang klab malam Wichita yang berlokasi di kawasan Menteng itu,
begitu usai melakukan upacara pembukaan, 2 hari kemudian tak
mampu lagi melanjutkan kegiatan.
; Kenapa? Sepanjang pengamatan Rosadi, yang oleh Sutopo
Jasamihardja sehari-hari diserahi tugas mengurus perkembangan
klab-klab malam, "mereka biasanya semata-mata berdasarkan
perasaan. Atau latah, lebih tepatnya".. Padahal menurut Eddy,
mestinya pertama-tama yang harus difikirkan ialah tenaga
ahlinya. Yang penting di antaranya, seperti juga klab malam di
luar negeri, ialah seorang ahli yang bisa nengendus perasaan
dan selera publik setempat. Lalu soal kedua, modal. Modal yang
ditanam mereka tak begitu besar. Hingga tak bisa mengejar biaya
yang dikeluarkan buat tetap bertahan mencari popularitas di
permulaan usaha. Menurut Eddy, yang rasanya bisa diterima orang
yang biasa di bidang bisnis, "6 bulan pertama jangan dulu
mengharap untung. Tapi cukup dulu bisa bertahan".
; Tapi cara bertahan pun agaknya tak pula selalu tepat. Ada klab
malam yang menyewa taxi agar berjejer di depan atau dekat klab
malam supaya disangka orang selalu tampak ramai. Taxi-taxi itu
konon disewa Rp 600 selama nongkrong beberapa menit. Atau ada
yang mengobral undangan gratis untuk memenuhi klab malamnya.
Tentu saja tipuan seperti itu tak akan mampu-bertahan lama.
Sementara hasilnya amat diragukan. "Dan ternyata klab malam yang
melakukan hal begitu tak pernah bertahan lama", cetus seorang
manager klab malam. Ini kabarnya yang menyebabkan Abul Hayat,
itu haji asal Madura yang dijuluki "pangeran" klab malam
("raja"-nya adalah almarhum Haji Usmar Ismail dari Miraca Night
Club) sering gonta-ganti menangani klab malam yang dari luar
tampak sukses, padahal sebenarnya merugi. Bahkan terakhir ini,
menurut laporan pembantu TEMPO di Surabaya Anshari Thayib, "Blue
Ocean di Surabaya juga menemui kematiannya di tangan Abul
Hayat".
; Dan kalau cuma mengandalkan popularitas (apalagi palsu), Miraca
Sky Club, itu klab malam di puncak Toserba Sarinah, lebih dari
populer. Sebagai pelopor di bidang hiburan malam, Miraca boleh
dibilang bertahun-tahun memegang monopoli. Jadi mustahil tak
punya langganan. Tapi toh ia mati juga. Konon karena lokasinya
yang di atas angkasa itu. Meski menurut Galeb Husin, yang dulu
lama ikut aktif menanganinya, "ada sebab lain". Yakni. "tak
memakai hostes". Tapi seperti juga diakuinya, setelah dicoba
memakai hostes pun -- tak lebih dari 12 orang katanya -- toh
ternyata tak menolong. Dan meski kemudian Miraca berganti nama,
New Miraca Night Club, dengan management orang-orang Kosgoro,
hidupnya toh tak bisa dipertahankan juga. Juga karena soal
perlengkapan yang buruk, seperti lift sering macet, AC tak jalan
yang menyebabkan New Miraca ditinggalkan para langganannya.
Akhirnya New Miraca bangkrut akhir Agustus 1975.
; Atau ada yang cuma mengandalkan relasi hotel, karena kebetulan
berlokasi di lingkungan sebuah hotel, seperti Maxim Santai yang
berlokasi di bawah Hotel Kartika Plaza. Menurut Jack Alfonso
pimpinannya kepada Syarif Hidayat dari TEMPO, Maxim Santai
hampir saja bangkrut di tahun 1975. Kini ia…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Bulan Denpasar Manggung di Jakarta
1994-01-22Lagu itu cukup komunikatif, iramanya sesuai dengan selera kita, dan memang aslinya denpasar moon berirama…
Sangkuriang Memburu Cinta
1993-06-12Cerita klasik sangkuriang dipentaskan di bandung. eksperimen baru yang didominasi musik ini baru setingkat opera.…
PERSEMBAHAN SEORANG RUTH
1993-02-06Ruth sahanaya mengadakan konser tunggal di tim, jakarta. ia penyanyi terbaik indonesia dan mau bersusah-susah.…