Meng-hondakan Guru Hindu
Edisi: 44/05 / Tanggal : 1976-01-03 / Halaman : 34 / Rubrik : PDK / Penulis :
GEDUNG baru seharga Rp 20,5 juta yang terdiri dari ruangan
kelas, tiga ruang kantor, sebuah aula, lengkap dengan peralatan
yang serba mulus milik Pendidikan Guru Agama Hindu Negeri
(PGAHN) 6 tahun Singaraja, Bali, baru saja diresmikan. Namun
pada sekolah yang dinegerikan sejak tahun 1968 itu (asalnya
berstatus swasta), jumlah muridnya semakin lama sudah terlanjur
semakin sedikit saja. Kalau pada tahun ajaran 1970 jumlah mereka
masih mencapai 664 orang, maka pada tahun ajaran 1975 jumlah itu
tinggal 134 orang saja. Dengan perincian: kelas I, 12 orang;
kelas II, 18 orang; kelas III, 17 orang (ketiga kelas itu
berstatus SLTP); sisanya tersebar di kelas-kelas IV, V dan VI
yang derajatnya sama dengan SLTA. Tentu saja kemerosotan jumlah
itu bukan tanpa sebab. Antara lain yang paling utama adalah
karena banyak dari lulusan tidak melihat kesempatan yang mudah
untuk bisa diangkat menjadi guru tetap di sekolah-sekolah.
"Untuk apa payah-payah bersekolah enam tahun kalau setelah itu
menjadi penganggur", ujar beberapa orang tua murid seperti yang
diceritakan kembali oleh I…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…