Memetik Bunga Di Anggrek
Edisi: 44/05 / Tanggal : 1976-01-03 / Halaman : 50 / Rubrik : EB / Penulis :
DULU ketika masih jadi Gubernur Bank Sentral, saya selalu
menganjurkan orang untuk membungakan uang di bank. Tapi
sekarang, setelah menjadi Menteri Perdagangan saya punya anjuran
begini: bungakanlah uangmu di bunga." Anjuran yang menarik itu
datang dari siapa lagi kalau bukan Menteri Radius Prawiro. Itu
diucapkan Menteri Perdagangan selesai menghadiri pembukaan Pekan
Industri Bungan yang dibuka oleh Ny. Tien Soeharto 4 Desember
lalu di pavilyun ekspor BPEN, Pekan Raya Jakarta. Kontan saja
Dr. Zainul Yasni yang menjadi koordinator dari pekan industri
itu manggut-manggut. Dan menyisipkan anjuran Menteri Radius itu
dalam kesimpulan seminar yang juga berlangsung pekan itu. Tentu
bukan maksud Menteri Perdagangan untuk membuat orang takut
menyimpan uang di bank. Tapi dari kacamata bisnis, anjuran
Menteri Radius yang setengah berkelakar itu banyak benarnya.
Sekalipun inflasi selama tahun 1975 yang baru liwat itu lebih
kecil ketimbang tahun 1974 yang mencapai 33%, beberapa pengamat
ekonomi memperkirakan tingkatnya mencapai sekitar 20% di
penghujung tahun anggaran ini (TEMPO, 27 Desember 1975). Lagi
pula zaman dimana kaum pemilik uang panas bisa bergoyang kaki
dengan mendepositokan uangnya di bank -- deposito berjangka
dengan tingkat bunga yang memikat -- sudah lama usai. Maka tidak
heran kalu anjuran untuk beranggrek-anggrek kontan disambut
keplok oleh para anggrekwan.
; Anjuran Menteri Perdagangan agaknya bukan cuma didasarkan
laporan-laporan yang disodorkan anak buahnya, menunjukkan betapa
menariknya uang yang bisa dipetik dari bisnis bunga, khususnya
anggrek. Tapi agaknya juga berdasarkan pengalaman yang datang
dari rumah sendiri. Adalah ny. Radius Prawiro yang antara lain
memiliki kebun anggrek yang cukup luas di dekat Cibinong, di
samping 1.000 mÿFD di taman anggrek Ragunan yang dimilikinya
sebagai anggota koperasi anggrek. Kegiatan sang nyonya yang kini
asyik beranggrek itu tentunya tak terlepas dari kegiatan Ibu Negara
di bidang ini. Adalah Nyonya Tien Soeharto -- liwat Yayasan
Harapan Kita yang diketuainya -- yang beberapa tahun lalu mulai
melirik pada jenis flora yang kabarnya rewel dan manja ngurusnya
itu. Namun bisa menghasilkan untung yang lumayan besarnya.
; Maka bagaikan epidemi, demam anggrek pun menjalar luas, terutama
di Jakarta. Di Indonesia, selama tahun 1973 diperkirakan
terdapat 30 Ha kebun anggrek. Tersebar mulai Medan, Jakarta,
Jawa Barat termasuk Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang sampai
Ujungpandang. Dihitung-hitung jumlah orang yang terlibat dalam
bisnis anggrek ketika itu tidak kurang dari seribu. Tapi yang
paling menonjol adalah Jakarta, kata Ir. Maharanto dari Dinas
Pertanian DKI Jaya. Angka-angka yang disodorkan orang DKI itu
menunjukkan betapa meningkatnya areal dan mereka yang berusaha
anggrek di Jakarta. Di tahun 1973 jumlahnya hanya 35 orang
dengan tanaman sekitar 820.000 pohon. Tapi selama tahun 1974
angkanya melompat cepat mencapai 1,6 juta pohon dengan areal
seluas 5 ha, mencakup 500 petani anggrek. Dan hasilnya
sebanyak 3 juta macan tangkai bunga (cut flower) setahun
habis disedot pasaran dalam negeri, kata Maharanto. Bahkan
selama tahun 1975, jumlah areal Jakarta yang disita pohon
anggrek diperkirakan lebih dari 35 Ha. Ini belum termasuk Taman
Anggrek Indonesia Permai yang 3« Ha di Slipi. Taman Anggrwk di
Ragunan yang 5 Ha dan di Taman Mini.
; Cipete Orchid
; Mudah dimengerti mengapa tanaman anggrek -- yang sudah dikenal
sejak sebelum Perang Dunia II di Indonesia -- akhir-akhir ini
begitu naik gengsinya. Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) yang
lahir di Bandung di tahun 1956 -- dan di tahun 1960-an berpusat
di Jakarta -- menurut catatan terakhir sudah beranggota 1.200
orang. Menurut Rasman Moeliana, 51 tahun, seorang perintis dan
pengusaha besar anggrek di Jakarta. kegiatan para anggola PAI
itu umumnya masih berupa kegemaran. Dan hanya sekitar 20% saja
yang benar-benar bisa disebut petani angrek. Rasman yang oleh
sementara orang dikenal sebagai guru di bidang peranggrekan itu
mulai usahanya sejak 22 tahun silam.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…