M Daeng Patompo; Setelah 70 Tahun, Panakkukang

Edisi: 05/06 / Tanggal : 1976-04-03 / Halaman : 47 / Rubrik : KT / Penulis :


1 APRIL baru lalu Kotamadya Ujung Pandang memperingati ulang
tahunnya ke-70. Walikota Daeng Patompo kerap dipercakapkan telah
berhasil membenahi kota ini. Tidak berarti semua pujian
kepadanya adalah pujian ikhlas -- sebab mengritik sekarang 'kan
susah, dan para pemuji bisa juga dibayar untuk tepuktangan
palsu. Tapi ada henarnya, bahwa ada peningkatan kemampuan Ujung
Pandang melayani berbagai hajat warga kota dalam 10 tahun
belakangan ini. Lebih dari itu anugrah berupa Prasamya Purna
Karya Nugraha yang pernah diterima kota ini agaknya memperkuat
dugaan tadi. Sehingga sekaligus Ujung Pandang ditetapkan
pemerintah pusat sebagai kota pusat pengembangan daerah D, yaitu
Indonesia bagian timur. Tapi semua ini tak berarti bahwa kota
yang dulu bernama Makassar ini sudah terlepas dari berbagai
keruwetan.

; Sungai Jeneberang sendiri misalnya masih mengalir tenang. Airnya
tak ganas. Namun bukan berarti sungai yang membingkai bagian
utara dan selatan kota Ujung Pandang ini tak merisaukan. Awal
tahun ini, ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yang terkenal
bersih itu bagaikan mengapung selama beberapa jam dibuatnya.
Bukan hanya tersebab hujan terlampau deras. Erosi di bagian hulu
sudah sejak beberapa waktu berselang mengirimkan berjuta M3
pasir sekaligus meninggikan dasar sungai ini menjadi rata-rata
11 meter tiap tahun. Sehingga meskipun Tanggul Patompo --
demikian namanya -- membenteng hampir sepanjang kota yang
dilaluinya, tak kuasa menahan limpahan air. Lalu merayapi kota
yang tingginya memang sudah sejajar dengan dasar sang sungai.
Namun rupanya tak hanya sekedar itu. Berdiri di Pantai Losari,
bagian barat kota yang menghadap ke Selat Makassar, pemandangan
akan terganggu oleh sekelumit tanah yang menjorok ke laut,
beberapa ratus meter panjangnya. Tanjung baru ini tentu belum
tertera dalam peta. Sebab ia muncul hampir secara tak disadari
akibat endapan berbagai tanah dan kotoran yang dikirimkan sungai
Jeneberang.

; Agaknya berhadapan dengan "air yang tenang tapi bisa meluap" ini
termasuk salah satu masalah pelik yang dihadapi kota Ujung
Pandang akhir-akhir ini -- meskipun punya makna lain bagi para
penambang pasir buat bahan bangunan. Sebab genangan air -- yang
biasa disebut banjir itu -- bukan saja menampilkan tampang
sebaliknya sebagai kota bersih dan rapi, namun juga sempat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
LEDAKAN DI MALAM NATAL
1985-01-05

Bom meledak di dua tempat di gedung seminari alkitab asia tenggara dan di gereja katolik…

S
SENAYAN MENUNGGU PAK DAR
1984-02-11

Keppres no.4/1984, seluruh kompleks gelora senayan (tanah yang diperuntukkan asian games ′62), dinyatakan sebagai tanah…

Y
YANG TERTIB DAN YANG MENGANGGUR
1983-04-09

Berdasarkan perda no.3/1972, gubernur soeprapto, akan melakukan penertiban terhadap bangunan liar dan becak-becak. bangunan sepanjang…