Soal Pegawai Negeri; Tak Ada Instruksi
Edisi: 06/06 / Tanggal : 1976-04-10 / Halaman : 10 / Rubrik : NAS / Penulis :
MENJELANG Senin lusa di Senayan itu, sekitar 1500 peserta
mewakili 260 cabang dan 26 daerah -- tiap cabang dan daerah
mengirim 5 utusan -- diharapkan ambil bagian dalam kongres. Para
peserta membiayai sendiri pengangkutan dari daerah asalnya
pulang pergi. "Penginapan dan makan selama kongres diusahakan
ditanggung DPP yang juga selaku panitia", ujar seorang anggota
DPP kepada TEMPO.
; Sebagaimana sudah diumumkan kongres ini tidak akan menelorkan
suatu perubahan yang berarti. "Kongres ini hanya akan
mengukuhkan hasil fusi". kata ketua umum PDI Sanusi Harjadinata
beberapa waktu lalu. Piagam perjuangan, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, dan Pimpinan Partai, termasuk dalam
kerangka yang akan dikukuhkan pada pertemuan dua hari itu.
; Begitu niat Sanusi, tapi belum tentu semua peserta mengaminkan-
nya. Beberapa hari sebelum kongres ini berlangsung, Sanusi yang
baru menjabat ketua umum 14 bulan lalu, dihadapkan pada ancaman
"perpecahan" dalam tubuh partai. DPD PDI Jatim memprakarsai
sebuah pertemuan yang akan memanggil DPD-DPD se Kowilhan II --
meliputi Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, NTT, dan NTB dengan alasan "untuk membicarakan beberapa
masalah pokok yang cukup berat dalam kongres". Pertemuan
akhirnya tidak jadi karena sebuah telegram Sanusi. Meskipun
Sanusi konon menyetujui pada mulanya. Adapun pertemuan itu pada
mulanya dimaksudkan pula "untuk melicinkan jalannya kongres dan
menghindarkannya dari kemungkinan menjadi arena perdebatan
sengit".
; Pembatalan itu telah memancing tanggapan Panglima Komando
Wilayah Pertahanan II (Kowilhan) Letjen Widodo. Sambil
menyesalkan penggunaan istilah Kowilhan II, Widodo menyatakan
keheranannya mengapa tiba-tiba ada radiogram melarang pertemuan,
padahal "disposisi pak Sanusi saya lihat sendiri". Kepada
wartawan Sinar Harapan yang menemui Widodo di kediamannya di
Yogyakarta, pejabat itu mengungkapkan bahwa baik Menhankam
maupun Kaskopkamtib sepakat pentingnya "kekompakan dan keutuhan
partai PDI, tidak terpecah belah seperti sekarang ini". Tidak
jelas kepada publik bagaimana bentuk perpecahan itu. Tetapi
Widodo ada menyebut-nyebut "adanya kasus-kasus Wonogiri, Malang,
Bandung dan Jakarta" yang turut merepotkan beberapa
panglima-panglima daerah. Widodo sendiri menolak anggapan
seolah-olah ia memihak salah satu kelompok. "Sebagai ABRI tidak
mungkin memihak salah satunya", katanya.
; Dengan gagalnya pertemuan tersebut, berbagai dugaan dari
kalangan dekat PDI mengatakan bahwa "kongres pertama ini akan
ramai". Ramai bukan karena perbedaan sasaran perjuangan. tapi
karena perebutan pengaruh antara berbagai kelompok yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?