Kalau Preman Tergoda

Edisi: 09/06 / Tanggal : 1976-05-01 / Halaman : 15 / Rubrik : KRI / Penulis :


MANA gaunnya?" Jawab: "Ayam tak ada, tapi orangnya sudah
kubunuh." Mendengar itu, si penanya sontak lari meninggalkan
tempat tersebut. Keesokan paginya, dia mendengar kabar bahwa
Farida beserta anak dan adiknya telah mati dibunuh orang. Tapi
dia tak berani mengadu ke polisi banwa AP, temannya malam itu
yang melakukan pembantaian itu. Takut dituduh polisi
bersekongkol. Itu pengakuan SM.

; Mengambil Upahan

; Peristiwanya terjadi di kampung Sungai Paham, Kecamatan Sungai
Kepayang, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Di daerah pesisir
yang penduduknya fanatik Islam itu, adalah seorang perempuan
bernama Farida. Ia baru setahun datang di kampung itu menyusul
suaminya. Baru berumur 30 tahun, Farida tergolong berwajah
lumayan. Ada yang bilang mirip bintang film Titien Sumarni
almarhumah. Biarpun sudah 4 anak yang keluar dari perutnya, dan
kehidupan keseharian yang susah menghimpitnya, tapi kelumayanan
wajahnya sedikitpun tak berkurang. Apabila Farida
berhias--misalnya untuk mengunjungi sesuatu perhelatan--ia tak
kalah dengan anak gadis di kampung yang tak terbilang makmur
itu.

; Kemudian adalah pula AP dan lR, dua orang preman (di Jawa
namanya masih crossboy). Tidak sebagai anak nakalpun, agaknya
tak meleset kalau kedua pemuda 17 dan 16 tahun ini merasa
tergiur pada perempuan Farida. Hasrat mereka didorong pula oleh
kenyataan kehidupan Farida sekeluarga. Suparno, suami Farida,
laki-laki yang biasa saja, tak. ada keistimewaan apa-apa. Di
sebidang tanah di kompleks kebun kelapa itu, Suparno mengepalai
rumah gubuknya yang 3 x 4 meter, beratap daun nipah, dinding
bambu--bersama isteri, 4 anak dan adik ipar. Jabatannya hanyalah
sebagai perawat kebun kelapa milik seorang pengusaha di situ.

; Farida termasuk orang yang ramah mulut. Setiap ditegor selalu
menyalut hormat dan ramah, sebagaimana umumnya sifat orang Jawa.
Keramahan ini agaknya ditafsirkan lain oleh dua anak remaja di
atas. Inilah pangkalnya. Walau begitu Kepala Kampung Usman
Siagian menilai wanita tersebut sebagai orang yang jujur.
Buktinya dia mau kerja keras setiap hari dengan menebas rumput
di kebun kelapa orang lain. Di daerah tersebut, Farida dibilang
mengambil upahan. "Kalau memang dia mau berbuat serong, tentu
tak perlu kerja keras demikian', ujar Kepala Kampung tersebut
suatu ketika.

; Peristiwa pembunuhan yang tak terperikan itu, tentu saja cepat
meruak dan meruyak hati bukan haya penduduk lokal, tapi, berkat
penyiaran…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…