Opec: Minyak Di Bali

Edisi: 12/06 / Tanggal : 1976-05-22 / Halaman : 48 / Rubrik : EB / Penulis :


DI suatu pagi April yang lalu sesuatu yang luar biasa terjadi di sekitar Hotel Inter-Continental di Jenewa. Beberapa anggota polisi bersenjata lengkap kelihatan berjaga di sekeliling hotel. Kabar yang tersiar menyebutkan bahwa malam itu akan menginap saudara Sultan Kuwait - yang katanya minta pengawalan khusus dari pihak polisi. Tapi keesokan harinya tak urung berita pecah bahwa rupanya di hotel tersebut baru dimulai salah satu sidang OPEC terpenting, sidang yang untuk pertama kalinya diadakan di luar markas besarnya di Wina. Tiga bulan sebelumnya di Wina segerombolan teroris menyerbu markas besar OPEC, tempat sidang tingkat menteri berlangsung. Waktu itu tiga orang tewas dan delapan menteri minyak menjadi sandera. Dan itulah sebabnya penjagaan ketat --termasuk buat Menteri Sadli, dari Indonesia, yang agak kikuk juga: dari pesawat sampai hotel delegasi Indonesia dikawal dengan dua tank.

Dalam Hotel Inter-Continental itulah dibicarakan pokok-pokok yang akan jadi agenda pertemuan OPEC di Bali 27 Mei mendatang. Para ahli ekonomi OPEC yang tergabung dalam komisi ekonomi menyusun serangkaian naskah yang berisi analisa tentang perkembangan yang terjadi pada minyak. Dari naskah inilah para menteri minyak di Bali nanti akan memutuskan apakah harga minyak akan naik, atau akan dibekukan pada tingkat sekarang.

Harga minyak yang kini didasarkan atas jenis Ras Tanura pada US$ 11,51/ barrel diputuskan pada sidang OPEC sebelumnya pada September tahun lalu, yang merupakan kenaikan 10% atas harga sebelumnya. Sekalipun Saudi Arabia dikabarkan ingin harga minyak dipertahankan sekurangnya sampai akhir tahun ini, tapi banyak orang menduga bahwa konperensi Bali nanti akan memutuskan kenaikan harga menjadi 5%.

Ini rupanya didasarkan ata pernyataan Sekjen OPEC sendiri, M.O. Feyide, yang menuntut adanya kenaikan harga minyak yang adil. "OPEC tidak memaksakan harga yang tidak realistis", katanya. Ia menambahkan bahwa yang diinginkan OPEC adalah utuhnya daya beli penghasilan minyaknya. Selama inflasi di negara industri dapat dikendalikan, maka kenaikan harga minyak yang diusulkan juga tak akan seberapa.

Dan ini yang rupanya sedang terjadi. Kecuali Italia, maka hampir semua negara maju sudah lebih berhasil mengendalikan inflasi. Inggeris sedang berusaha keras menekan inflasinya di bawah 10%, sedang di AS inflasi sudah sekitar 6%. Karena kurs dollar AS kuat dibanding dengan kurs mata uang lain, maka hasil dari ekspor minyak yang umumnya dinyatakan dalam dollar justru sedikit menguntungkan negara produsen minyak.

Tapi yang bakal ramai dibicarakan di Bali nanti bukanlah kenaikan harga minyak itu sendiri, melainkan perbedaan harga minyak di tiap negara. Sekalipun harga ditetapkan US$ 11,51 per barrel, dalam prakteknya harga yang terjadi justru di bawah itu. Memang dalam sidang sebelumnya…

Keywords: Sultan KuwaitOPECSadliRas TanuraM.O. FeyideSheik Zaki YamaniMc Donnel DouglasJuan AlfonsoZaki YumaniJamshid AmuzegarThe JackalDr Valentin Hernandez AcostaClyde H. Farnsworth
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…