Orang Perahu Dari Myanmar

Edisi: 52/21 / Tanggal : 1992-02-22 / Halaman : 31 / Rubrik : LN / Penulis : DP


Dua pekan lalu, Yuli Ismartono, koresponden TEMPO di Bangkok, sekitar satu
minggu berada di perbatasan Bangladesh-Myanmar. Selain mereportase keadaan
pengungsi dan tempat penampungannya, ia juga sempat menyaksikan bagaimana
orang-orang Rohingya menyeberangi sungai dari perbatasan Myanmar masuk ke
Bangladesh. Berikut laporannya:

; SALAH satu bagian dari 270 km perbatasan Bangladesh-Myanmar adalah Sungai Naf yang
lebarnya sekitar 5 km. Dengan menyeberangi sungai inilah sebagian besar pengungsi
Rohingya masuk ke Distrik Cox Bazar, distrik Bangladesh paling selatan. Sampai
pekan lalu, diduga sudah lebih dari 50.000 pengungsi masuk. Di antaranya 4.000
pengungsi yang datang Senin pekan lalu.

; Di Desa Teknaf, salah satu desa tempat pendaratan pengungsi Rohingya, sejak akhir
Januari lalu dijaga petugas pemerintah daerah Distrik Cox Bazar. Sepanjang sungai,
tiap satu kilometer, seorang petugas berjaga dari subuh sampai menjelang magrib,
kalau-kalau ada pengungsi mendarat. Bukan untuk mengembalikan para pengungsi itu,
tapi untuk mencatat nama, umur, dan alamat tiap kepala keluarga pengungsi.
Sebelumnya, pencatatan itu dilakukan di kamp pengungsian hingga pengungsi yang
langsung tinggal di rumah kenalan atau keluarga mereka tak sempat didaftar.

; Salah satu petugas itu bernama Mohamad Wali-Ullah. Jumat dua pekan lalu, saya ikut
Wali-Ullah nongkrong di pinggir Sungai Naf sejak pukul enam pagi. Pada musim panas
seperti sekarang, dari perbatasan ini tampak jelas Pegunungan Buthidaung di
seberang sungai.

; Suasana agak terasa aneh. Sungai ini diketahui oleh kedua negara, Bangladesh dan
Myanmar, sebagai jalur pengungsian, tapi tak satu pun tampak kapal patroli.
Tampaknya, pemerintah Yangoon memang membiarkan etnis Rohingya lari dari
Myanmar.

; Tiba-tiba, sekitar pukul 9.00 muncul sebuah perahu dayung. "Itu dia, satu lagi
kelompok pengungsi," kata Wali-Ullah sambil menyiapkan kertas-kertas untuk
mencatat. Pelanpelan perahu itu mendekat ke pinggir. Tapi, sebelum menepi ke
darat, perahu sudah kandas. Beberapa penumpang lalu turun, mendorong
perahu naik ke darat.

; Mereka yang baru saja mendarat itu -- semuanya, termasuk anak-anak -- berwajah
murung. Terdengar tangis bayi. Seorang ibu yang masih di perahu, duduk di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…