Memamah-biak: Sebuah Falsafah ...
Edisi: 06/30 / Tanggal : 1976-09-25 / Halaman : 31 / Rubrik : KL / Penulis : PABOTTINGGI, MOCHTAR
INI betul, lho! Di negeri kita ini -- tanpa bantuan asing --nampaknya baru satu persoalan yang benar-benar kita selesaikan secara tuntas: Menghancurkan penjajahan fisik bangsa lain atas bangsa kita. Yang lain-lain seperti soal korupsi, penyelundupan, membedakan kepenguasaan dan kepengusahaan dalam diri seseorang, poligami-monogami, kebebasan mimbar, dan seterusnya dan seterusnya seolah-olah sudah menjadi berkala tahunan yang tetap.
Memamah-biak, apa betul itukah falsafah hidup kita? Sulit untuk membantahnya. Jakarta-by-pass dan Jalanraya Lintas Sumatera mungkin masih merupakan model jalan yang jumlahnya hanya satu dua, dan lama sekali kita berlalu-lintas di atas jalanan bertambal-sulam. Rusak setiap musim hujan untuk diperbaiki lagi setiap musim kemarau. Artinya, iuga menganut falsafah memamah-biak.
Nampaknya kebijaksanaan menghadapi nyamuk pembangkit malaria dan demam berdarah itu juga demikian. Di tanah air, hampir setiap keluarga di kota-kota besar melakukan sport semprot…
Keywords: Mochtar Pabottinggi, Raid, Sheltox, Startox, Mortein, Piss, Bygone, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, Stanley Milgram, Tuan Geertz, Soedjatmoko, Tuan Sievers, Mas Selo Soemardjan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…