Junaidi Dan Bardosono
Edisi: 30/06 / Tanggal : 1976-09-25 / Halaman : 48 / Rubrik : OR / Penulis :
NASIB Junaidi Abdillah menggelinding ibarat bola. Jumat, 3 September siang, perjalanan karirnya sebagai pemain gelandang nasional telah digadskan lain oleh Ketua Umum PSSI, Bardosono. Ia diskors untuk jangka waktu 2 tahun tidak jelas terhitung mulai tanggal berapa. Surat Keputusannya belum dikeluarkan secara resmi. Lantaran keberangkatannya ke Eropa guna mencoba mengadu peruntungan dalam salah satu klub prof di sana dilakukan tanpa seizin Ketua Umum PSSI (TEMPO, 11 September 1976).
Keputusan 'lisan' Ketua Umum PSSI itu dengan cepat mencuri perhatian publik sepakbola. Mengingat karir yang dirintis Junaidi telah ditempuh dalam masa yang panjang. Ia dilahirkan di Ampenan, 21 Pebruari 194B. Menginjak usia 16 tahun, ia telah terpilih untuk memasuki Pelatnas Salatiga. Tiga tahun kemudian sudah memperkuat barisan pemain Persebaya dan PSSI. Terpilih sebagai pemain Pre Olimpik 1972 di Rangoon. Tapi ia tak beruntung memperlihatkan ketrampilan dirinya. Karena waktu itu lutut kanannya mendapat cedera.
Lama tak menunjukkan keahlian dalam menggocek bola, tahun 1974 Junaidi yang menjadi karyawan Pertamina bergabung dengan klub Indonesia Muda. Sekaligus bermain untuk Persija. Ketika pelatih Wiel Coerver tiba di Jakarta, pertengahan 1975 untuk mengawali kontrak melatih team PSSI ke turnamen…
Keywords: PSSI, Bardosono, Junaidi Abdillah, Wiel Coerver, Pre Olimpik 1976, Wiem Hendriks, Hunseigh, Yumarsono, Drs F.H. Hutasoit, Muelleman, Charlie Pelupessy, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…