Ditinggal Manggasar

Edisi: 37/06 / Tanggal : 1976-11-13 / Halaman : 18 / Rubrik : DS / Penulis :

INI masih rentetan kisah penduduk desa dalam rangkulan bendungan Riam Kanan yang anggun. Berpenduduk 779 jiwa di tahun 1972, Kalaan yang ditakdirkan ditenggelamkan bersama 7 desa lainnya,buru-buru mengungsi membikin permukiman baru di kaki-kaki dan lembah perbukitan yang tak terjilat danau raksasa. Pertama kali mereka membangun perumahan dan siap-siap membenahi kehidupan sehari-hari. Belum sempat genah menghuni rumah (atau juga gubuk) tak dinyana air bendungan yang mencapai kapasitasnya menjilat dan tampak mengancam akan menyapu rumah-rumah mereka.

Apa boleh buat, untuk kedua kalinya penduduk Kalaan (Baru) memboyong seluruh perlengkapan mereka ke tempat ketinggian yang lebih aman. Nah, beralasan saja kalau desa Kalaan Baru yang sekarang ini terpencar menjadi tiga anak kampung: Balangian, Binjai dan Kalaan Baru. Sekarang mereka dipisahkan oleh pencaran punggung-punggung bukit dan lika liku genangan air danau. "Setelah mati-matian bergelut dengan air", ucap Ahmad (45 tahun) lurah Kalaan Baru.

Di tiga anak kampung baru ini mereka mulai menegakkan hidup di atas kaki mereka yang masih loyo. Tak ada persawahan, kecuali huma gunung dengan membakar belukar. Ada sedikit lembah sempit…

Keywords: Desa Kalaan, Bendungan Riam Kanan, Ahmad, Junaidi, 

---

Foto Terkait