Setelah Mas Djan Berdandan
Edisi: 38/06 / Tanggal : 1976-11-20 / Halaman : 12 / Rubrik : AG / Penulis :
SETELAH menjelajah hutan Ketonggo, wartawan TEMPO Dahlan Iskan,
menemui Mas Djan di Pati yang disebut-sebut sebagai pemilik
pusaka di bawah Ketonggo. Di sela-sela kesibukan menerima
tamu-tamunya, Mas Djan sempat menyisihkan beberapa jam untuk
wawancara. Berikut ini laporannya:
; INl masih ada hubungannya dengan Sawito. Tampaknya memang
seperti lakon wayang saja: ada sebuah pusaka yang hilang,
kemudian timbul konflik memperebutkannya. Tapi benarkah
kedatangan Sawito di hutan Ketonggo (TEM PO, 16 Oktober 1976)
untuk memperebutkan pusaka yang konon terpendam di bawah punden
Tugu Manik Ketonggo? Wallahualam. Yang jelas, Sukidjan alias Mas
Djan (TEMPO, 13 Nopember 1976) yang disebut-sebut sebagai
pemilik pusaka itu mengatakan, tak seoran pun yang bisa
mendapatkan pusaka itu . . .
; Akan hal riwayat pusaka itu sendiri, Mas Djan menceritakan
kepada TEMPO begini: Waktu itu, tahun 1963, ia baru berumur 12
tahun sebagai anak angkat bupati Pati M. Sutjipto alm. Pada
suatu malam, anak kelas I SMP kelahiran desa Kayen (Pati) ini
menerima dawuh dari langit agar keesokan harinya mencari mangga
di belakang kabupaten.
; Di sana memang terdapat pohon mangga jenis gedong yang konon
satu-satunya di Indonesia. Tanpa banyak kesulitan, Mas Djan
segera melihat sebuah mangga besar tergolek…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…