Musim Haji Sulit

Edisi: 38/06 / Tanggal : 1976-11-20 / Halaman : 50 / Rubrik : AG / Penulis :


"Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh ". Qur'an Surat AL-HAJJ ayat 27.

SERUAN itu memang disambut di segenap penjuru, setiap tahun. Bahkan ada yang datang seperti ayat di atas, berjalan kaki atau dengan mengendarai unta-unta kurus -- karena berhari-hari disengat panas menempuh perjalanan panjang di gurun pasir. Persis seperti ketika nabi Muhummad beserta para sahabat melakukannya lebih kurang 14 abad yang lalu. Tentu saja kini lebih banyak mereka yang mengendarai unta-unta Chevrolet, Toyota, Datsun, Mercedez, atau Peugeot, kelahiran Amerika, Jepang, Jerman, Perancis serta berbagai negeri Eropa lainnya. Bagi yang jauh daerahnya dari tanah suci ini, tersedia unta-unta bersayap berbagai jenis siap menerbangkan jemaah menuju bandar udara Jeddah dalam tempo beberapa jam saja.

Tidak terkecuali dari Indonesia. Dari pelabuhan udara Medan, Jakarta, dan Surabaya, armada pesawat Garuda, Merpati dan Mandala silih berganti membongkar isi perut di Jeddah untuk kemudian kembali lagi mengisi penumpang baru. Seluruhnya meliputi 74 kali penerbangan dengan jumlah 17.000 jemaah. Sekitar 8.000 lainnya diangkut dengan kapal laut -- Gunung Jati, Lehavre Abeto dan Mei Abeto dari delapan pelabuhan. Tapi tahun ini ada tanda menarik: Jumlah jemaah haji tahun ini baru sepertiga dibanding dua tahun lalu, atau separoh dari tahun kemarin.

Mengapa terjadi anjlog sehehat itu?

Direktur Jenderal Haji Brigjen Burhani Tjokrohandoko mengatakan kepada Yunus Kasim dari TEMPO -- dalam penerbangan perdana Garuda ke Jeddah, dua pekan lalu -- bahwa berkurangnya minat naik haji tahun ini disebabkan "kekacauan penyelenggaraan tahun lalu". Sementara itu Menteri Agama Mukti Ali di depan wartawan di Bina Graha beberapa waktu lampu menyebut penyebabnya "mungkin karena adanya musim kemarau panjang di samping jual beli tanah yang tidak begitu lancar". Mukti Ali juga membenarkan adanya keragu-raguan masyarakat mengenai penyelenggaraan haji tahun ini, terutama dalam penunjukan syekh.

Dugaan Menteri Agama tersehut ternyata betul. Janji pihak Dirjen Haji dalam hal "penunjukan syekh bisa dilakukan di Jakarta" nyatanya tidak bisa terlaksana. Utusan dari Saudi Arabia yang ditugasi untuk itu kembali dengan tangan kosong, berhubung adanya ketidak sesuaian dalam pengaturannya (lihat box).

Bagi calon iemaah haji, hal ini berarti aba-aba yang kurang menyenangkan. Dalam prakteknya jemaah yang diangkut kapal Lehavre Abeto misalnya,…

Keywords: Ongkos Naik HajiONHBurhani TjokrohandokoMukti AliSyafruddin PrawiranegaraH. Musaffa BasyirSofyan AltyYDTHPYayasan Dana Gabungan Haji dan PembangunanAli Sadikin
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…