Berserakan Di Kali Rojali
Edisi: 39/06 / Tanggal : 1976-11-27 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :
AKHIR minggu ke-2 bulan ini, mendadak Lumajang menjadi terkenal. Banjir plus lahar dingin gunung Semeru di kabupaten itu telah mengakibatkan korban 80 orang meninggal, 38 hilang, 29 luka berat, 21 luka ringan plus kerusakan rumah dan saluran irigasi. Seperti dilaporkan Bupati Soewandi, 1.045 rumah hanyut, 34 rusak, 766,134 Ha sawah dengan tanaman padi plus tebu terimbun pasir, jalan raya jurusan Lumajang-Malang lewat Turen longsor di 10 tempat dengan volume lebih dari 3.200 m3.
Sementara itu, di jalan yang sama pada Km Turen 59 terputus karena retak-retak dan turun sampai 50 cm lebih sepanjang 50 m. Menurut taksiran tim Gubernur, kerugiannya bernilai Rp 336 juta. Jauh lebih kecil dari taksiran bupati, yang memperkirakan sawah, rumah dan infrastruktur yang rusak bernilai Rp Rp 1 milyar lebih.
Musibah itu diawali dengan hujan deras yang turun terus menerus selama 2 hari -- Jum'at 12 dan Sabtu 13 Nopember lalu, dengan curah hujan 323 mm. Padahal, "tiap bulan rata-rata cuma 100 mm saja", tutur Soewandi, Bupati Lumajang kepada TEMPO. Sabtu siang, hujan deras tersebut disertai dengan angin kencang. Sementara itu, akibat letusan G. Semeru tahun 1908, 1946 dan 1968 endapan lava yang menumpuk di lereng-lereng Merapi semakin sarat.
Di lereng Semeru saja sudah tertumpuk sekitar 2 juta m3. Sementara yang tertampung di Curah Kobokan sekitar 3 juta m3. Cuah Kobokan sendiri telah penuh sejak tahun 1974. Lantaran derasnya hujan endapan laa di lereng-lereng gunung tersebut turun dengan kecepatan tinggi lewat 4 aliran sungai kecil: Glidik, Besukbang, Roali dan Besuk Tengah. Untung kali Besuk Tengah kini terhalang gunung kecil yang beberapa tahun lalu bergeser tempatnya. Jika tidak, kota Lumajang pun terancam. Tapi, yang paling parah adalah lahar dingin yang turun dari lereng lewat Curah Kobokan terus ke kali Rojali. Dari ketinggian 1.503 m di atas permukaan air laut,…
Keywords: Lahar dingin, Gunung Semeru, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?