Matinya Willy
Edisi: 41/06 / Tanggal : 1976-12-11 / Halaman : 16 / Rubrik : TER / Penulis :
Naskah: Arthur Miller
; Terjemahan: Tatiek Maliyati WS
; Sutradara: W. Sihombing
; Produksi: Teater Lembaga.
; ***
; WILLY Loman (Bambang S. Santoso), seorang pedagang keliling,
menemukan kebrengsekan hidupnya tatkala ia mulai tua dan
terhimpit oleh impian-impian besar pada masa lalu. Cita-citanya
untuk menjadi seorang pedagang yang kaya, hanya sampai pada
kenyataan yang pahit. Usia tua menyebabkan ia tidak sukses lagi
di antara langganan-langganan barunya--setelan
langganan-langganannya yang lama pensiun atau mati.
; Hasil yang terbesar dalam kariernya barangkali adalah karena dia
berhasil menjadi seorang tukang mimpi di samping mencicil rumah
yang ditempatinya. Kemajuan tata kota tiba-tiba membuat
lingkungan n1mah itu tidak menyenangkan lagi untuk ditempati.
Pada setiap kesempatan Willy selalu menyesali dirinya kenapa
tidak memenuhi ajakan abangnya Ben (Ruslan Umbaran) untuk
membuka daerah baru di Alaska dan menjadi kaya. Ben yang sukses
itu selau muncul pada saat ia menyesali kenyataan.
Terlebih-lebih karena orang yang dipujanya itu mati terlalu
cepat.
; Pelacur
; Kesalahan Willy yang lain adalah karena dia memuja anak
sulungnya Biff (Gandung Bondowoso) sehingga anak itu sendiri
tidak pernah siap untuk memasuki kehidupan. Sementara rekan
bermainnya Bernard (Suwanto Erlangga) kemudian berhasil menjadi
seorang pengacara, Biff masih mencari-cari dirinya dan hanya
berhasil sampai pada kesimpulan bahwa ia seorang kleptomania.
; Pada akhirnya kepada keluarganya ia harus mengakui segala
kebohongan yang pernah dilakukannya, karena kebiasaan sejak
kecil dalam keluarga itu untuk berbicara tentang impian-impian
besar, bukannya kenyataan. Sebelum pergi dari rumahnya kembali,
setelah ia mencuri…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…