Pasang Telinga ... Dengarkan Mpr

Edisi: 04/08 / Tanggal : 1978-03-25 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :


SIDANG Umum MPR 1978 barusan usai. Tapi suara Chalid Mawardi, 42, masih terdengar parau akhir pekan lalu. Barangkali karena dia harus bersuara lebih keras, untuk menandingi teriakan riuh sebagian hadirin, ketika dia menyampaikan pemandangan umum Fraksi Persatuan Pembangunan. Tapi bagi Wakil Sekjen PPP yang berbuh kecil itu dan selama sidang tampak menyetir Fiat 1100 lama--penampilan hari itu perlu.

"Kami menyiapkannya selama seminggu, setelah rapat berkali-kali dalam fraksi," katanya. Ternyata, dalam pemandangan umum fraksi PP yang 23 halaman itu, banyak kritik dilontarkan --terkadang pedas. Berbicara 15 Maret malam lalu fraksi PP bicara soal aksi mahasiswa. PP menilai gerakan mahasiswa itu sebagai "aksi damai", PP beranggapan bahwa "cermin dari kegelisahan yang ada di masyarakat itu dengan gamblang dinyatakan oleh para mahasiswa."

Mereka beranggapan KNPI seharusnya tampil sebagai katalisator pada saat-saat generasi muda lagi resah. "Tapi nampaknya KNPI malahan merupakan salah satu slmber keresahan itu. Fungsinya sebagai suatu dinamisator generasi muda telah lumpuh. Begitu pun fungsinya sebagai komunikator antar eksponen generasi muda tak bisa dijalankan. Kesemuanya itu disebabkan karena KNPI terlampau berorientasi ke atas." Mereka juga menyoroti sebab dan akibat pengawasan yang dipandang lemah terhadap eksekutif. Dalam hubungan itu, mereka "memandang penting terselenggaranya lembaga-lembaga perwakilan rakyat yang berwibawa, yang hanya mungkin terbentuk bila Pemilu dilaksanakan secara bersih dan jujur oleh sebuah Panitia Penyelenggara yang terdiri dari semua kontestan ... "

Maka mereka beranggapan Pemilu lalu belum dilaksanakan sesuai dengan Tap VII/MPR/1973. Berbicara soal Opstib, fraksi PP melihat 3 hal perlu ada "Pada pelaksanaan Opstib sendiri yang harus bersih, pada kesungguhan untuk menindak siapa saja tanpa pandang bulu dan pada konsistensi tindakan penertiban di bawah lindungan wibawa dan tanggungjawab Presiden yang telah memerintahkan dilancarkannya Opstib itu." Meskipun dalam pidato Presiden / Mandataris dengan jelas ditegaskan bahwa aliran Kepercayaan itu "bukan berarti timbulnya agama baru," namun fraksi PP masih merasa perlu menyatakan bahwa dalam GBHN "antara keduanya tak boleh dipisah-pisahkan, karena memang hanya ada satu substansi saja, yaitu Agama." Menurut PP, "adalah tuas kewajiban para…

Keywords: Sidang Umum MPRChalid MawardiPPPKNPIAisyah Amini SHAmir Moertono SHPresiden SoehartoJenderal SuronoSunandar PrijosudarmoHardjanto Sumodisastro
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?