Gong Kedua Telah Berbunyi
Edisi: 51/07 / Tanggal : 1978-02-18 / Halaman : 08 / Rubrik : NAS / Penulis :
BENIH "gerakan asimilasi" terdorong oleh kesadaran kesatuan bangsa dari keturunan Cina - tertabur pertama di negeri Belanda.
Di Nederland pada awal tahun 1950an ada dua kelompok mahasiswa Indonesia. Pertama, yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) kedua, yang tergabung dalam Chung Hua Hui. PPI sendiri merupakan peleburan dari kelompok-kelompok mahasiswa yang lebih kecil, seperti mahasiswa eks-Malino, eks-TP dan Korps Mahasiswa dan ikatan dinas lainnya. Sedang pada CHH umumnya terhimpun mahasiswa keturunan Cina dari Indonesia.
Iklim kemerdekaan dan gerakan mahasiswa Indonesia yang meleburkan diri ke dalam PPI mempengaruhi mahasiswa CHH. Timbul pertanyaan prinsipiil di kalangan mahasiswa anggota CHH: Apakah kini CHH masih mempunyai hak eksistensi? Dulu status anggotanya adalah "Kawula Belanda" atau yang disebut Nederlands Onderdaan. Tapi setelah mayoritas anggotanya memilih kewarganegaraan RI, apakah mereka masih pantas berkelompok dalam wadah yang lebih bersifat asing? (Chunghua = Tionghoa, Hui = Perkumpulan).
Timbul ide untuk membubarkan CHH guna kemudian meleburkan diri ke dalam PPI. Pelopornya antara lain Lau Chuan To (kini drs. Junus Jalya, staf pimpinan sebuah bank di Jakarta), Lim King Hok (kini drs. Utomo Yosodirjo, akuntan) dan Tan Bian Seng (kini ir. Bian Tamin, Wakil Ketua Yayasan Atmajaya) .
Junus, Utomo, keduanya dari Rotterdam dan Bian dari Delft menuangkan ide mereha ke dalam sebuah naskah yang kemudian pada tanggal 2 Oktober 1952 dibacakan Junus dalam rapat anggota CHH cabang Rotterdam. Isinya menghimbau para anggota CHH untuk meninggalkan perkumpulan yang eksklusif, untuk mengembangkan loyalitas tunggal kepada tanah air Indonesia. Pidato itu diakhiri dengan sebuan resolusi yang menuntut pembubaran CHH untuk kemudian menggabungkan diri dengan PPI.
Agaknya itulah gong pertama yang mencanangkan awal "gerakan asimilasi" oleh kelompok warganegara keturunan Cina setelah Proklamasi Kemerdekaan. Gong itu dari Belanda kemudian bergema ke Indonesia. Tapi pembubaran CHH tidak semudah yang diharapkan. Syarat pembubaran yangdiatur dalam anggaran dasarnya sulit tercapai, meskipun mayoritas menyetujuinya. Namun berbagai jalan menuju pembubaran ditempuh, antara lain dengan penerbitan sebuah…
Keywords: PPI, Persatuan Pelajar Indonesia, CHH, Chung Hua Hui, Lau Chuan To, Drs. Junus Jalya, Lim King Hok, Drs. Utomo Yosodirjo, Tan Bian Seng, Ir. Bian Tamin, Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro, PK Oyong, Siauw Giok Tjhan, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?