Hari-hari India Yang Panjang
Edisi: 51/07 / Tanggal : 1978-02-18 / Halaman : 40 / Rubrik : TER / Penulis :
SEJUMLAH orang sudah berkumpul di daerah Chhattisgarh. India, dan memikirkan perihal "teater pedesaan." Mereka datang dali Jepang, Pilipina, Muangthai, Srilangka, Indonesia Bangladesh dan India sendiri. Tak kurang dari 3 minggu - 13 s/d 31 Januari -- dilangsungkan diskusi, latihan, pementasan, dalam udara musim dingin yang kadangkala menusuk Pada akhirnya mereka berserak kembali ke kandang masing-masing, boleh dikata tak membawa kesimpulan apa pun.
Kerja tersebut dinamakan Asian Folk Performing Arts Workshop. Sponsornya: Asian Cultural Forum On Development (FAO - UN) Bangkok, bekerja sama dengan grup teater 'Naya' dari New Delhi. Pertemuan ini merupakan buah usaha yang katanya telah diperjuangkan beberapa tahun Diharapkan, dari adanya kontak akan terbuka pengertian, gagasan dan tentu saja kerja konkrit 'seni untuk pembangunan'. Khususnya teater.
Pertemuan yang cukup besar biayanya itu nyaris jadi brengsek. Satu minggu pertama memang sempat disediakan acara mengenal Teater Rakyat India-Chhattisgarh khususnya--lewat pementasan Naya Teater yang disutradarai Tanvir Shri Habib. Pementasan dilangsungkan di sebuah pelataran yang biasanya dipakai untuk penumpukan padi. Lebih dari 10 ribu penonton setiap malam duduk sampai larut. Teater Naya hampir sejenis lenong di TIM yang telah kena sentuh gaya pengadeganan yang trampil. Jadi kadar desanya samalah dengan teater rakyat keliling, tidak benar-benar desa murni. Mereka sangat trampil dan ketat menjaga tempo serta ritme, walaupun seluruhnya tetap improvisatoris.
Siang hari para peserta hampir tak tahu, apa yang harus dilakukan setelah kenyang tidur dan makan masakan India yang banyak bawang mentah itu. Untung saja ada keharusan untuk mempertunjukkan sesuatu kepada rakyat, sehingga mereka terpaksa juga latihan. Tapi kemudian pertunjukan yang dilangsungkan hampir semacam atraksi untuk turis. Masing-masing delegasi mempersembahkan nomor-nomor tarian negaranya.
Untung ada Sardono W. Kusumo yang berhasil merubah suasana dengan memakai pakaian orang India, topeng tua serta sebuah pedang-pedangan. Ia mondar-mandir di sekitar panggung bikin improvisasi yang grr, sehingga acara lancar dan segar, sampai pukul 2 malam.
Drama Buat Nelayan
Memasuki minggu kedua terjadi perbedaan pendapat dari pihak penyelenggara sendiri. Satu pihak tidak doyan ngomong, penginnya seluruh peserta turun ke lapangan…
Keywords: India, Asian Folk Performing Arts Workshop, Naya Teater, Tanvir Shri Habib, Sardono W. Kusumo, Baljit Malik, Dong Galenzoga,  K.S. Fernando, Dhepsiri Sooksopha, Masahiko Hotta, Yoshitugu Hattori, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…