Mencari Rumusan Kebebasan, 1978
Edisi: 52/07 / Tanggal : 1978-02-25 / Halaman : 08 / Rubrik : NAS / Penulis :
ADAKAH kebebasan mimbar di Indonesia - yang justru baru saja mulai pulih--sedang terancam?
Di Bina Graha, Selasa 14 Pebruari pagi permasalahan tersebut tak kurang diangkat Presiden Soeharto ketika menerima para rektor universitas dan institut negeri seluruh Indonesia. Kepala Negara minta agar para rektor menegakkan kembali kebebasan mimbar akademis yang benar dan melindungi kampus dari penyalahgunaan.
Presiden menilai bahwa bulan bulan terakhir ini sekelompok mahasiswa dan 'oknum-oknum tertentu' telah menyalah-gunakan kebebasan mimbar secara tidak bertanggungjawab. Sehingga perlu diadakan penertiban. Agar kampus kembali pada fungsi sejati: sebagai tempat yang punya fungsi bagi pembangunan bangsa. "Dalam rangka inilah harus difahami tindakan alat keamanan dan hukum terhadap sejumlah mahasiswa dan penertiban kehidupan kampus," kata Presiden.
Kertas Kerja 5% Halaman
Tapi Kepala Negara juga menyampaikan kabar gembira: Pemerintah tetap menjamin adanya kebebasan mimbar akademis. "Saya tidak perlu mengatakan di sini bahwa kebebasan mimbar akademis itu harus memenuhi syarat-syarat yang paling elementer: pendapat yang tersusun sistematis, logis, dan objektif," tambah Presiden.
Para rektor menilai pidato Presiden itu sangat melegakan. Kelegaan itu memang tercermin dari suasana ramah-tamah pagi itu. Kepala Negara tampak banyak tersenyum. Serta mengobrol intim dengan pimpinan perguruan tinggi tersebut.
Di Hotel Indonesia-Sheraton, tempat para rektor menginap dan mengikuti rapat kerja dari tanggal 14 s/d 17 Pebruari lalu, persoalan kebebasan mimbar akademis diangkat kembali dengan pembahasan kertas kerja yang disampaikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sekalipun pokok persoalan yang diajukan cuma terangkum dalam 5« lembar kwarto tik, tapi cukup mengundang 28 universitas maupun…
Keywords: Perguruan Tinggi, Presiden Soeharto, Syarif Thayeb, Departemen P & K, Rektor, Laksusda, Amiruddin, Achmad Satari, Dr. Prakoso, Masroem, Ida Bagus Oka, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?