Ia Tak Pandai Bicara
Edisi: 01/08 / Tanggal : 1978-03-04 / Halaman : 34 / Rubrik : MS / Penulis :
21 Pebruari malam lalu mengejutkan publik jazz. Baru sekitar 15 menit loket Teater Besar TIM dibuka, karcis Rp 1000 dan Rp 1500 sudah habis. Banyak yang terpaksa pulang, tapi masih banyak yang bersedia berdiri menonton Ireng Maulana dan kawan-kawan. Apa ada yang baru?
Pucat wajahnya, Ireng masih seperti setahun silam ketika pulang dari Amerika. Polos dan formil. Kurang pandai bicara, tapi omongan cedalnya kadang memancing gelak. Dengan Blue, Rondo a la Turk (Dave Brubeck) - sebagai pembuka yang dilanjutkan denan Senyum ( A. Usman), penampilan 'Jazz Spot 78' itu terasa kaku.
Ireng sudah berusaha mengajak hadirin terlibat, tapi apa daya. Setiap instrumen, sampai 10 menit pergelaran kehilangan pemiliknya. Bayangan rasa kikuk, kaku, merayap di wajah para pendukung yang muda. Untunglah masuk seorang anak muda ceking berambut kribo. Namanya Karim. Ia kemudian menabuh tongonya dalam gaya Amerika Tengah (Kuban), mengantar…
Keywords: Jazz Spot 78, Ireng Maulana, Dave Brubeck, A. Usman, Karim, Hendrawijaya, Wiharto, Scott Joplin, Dicky Prawoto, Dr. Macoomba, Bob Tutupoly, Duke Ellington, Mus Mualim, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Skandal Bapindo dalam Irama Jazz
1994-05-14Harry roesli dan kelompoknya mengetengahkan empat komponis muda, dan kembali menggarap masalah sosial. dihadirkan juga…
Ngeng atau Sebuah Renungan Sosial
1994-05-21Djaduk ferianto, yang banyak membuat ilustrasi musik untuk film, mementaskan karya terbarunya. sebuah perpaduan musik…
Aida di Podium yang Sumpek
1994-05-21Inilah karya kolosal giuseppe verdi. tapi london opera concert company membawakannya hanya dengan enam penyanyi,…