Ada Anak Presiden, Ada Anak Petani
Edisi: 01/08 / Tanggal : 1978-03-04 / Halaman : 49 / Rubrik : PDK / Penulis :
Pramuji Abdulgani
Rambutnya dipotong pendek, di antara teman-temannya mahasiswa tingkat satu fakultas kedokteran UI ia dikenal dengan nama "Uji," lengkapnya: Pramuji Abdulgani. Pemuda dari keluarga petani di Indramayu ini adalah anak ke 4 dari 8 orang saudara, kakaknya yang tertua dokter tamatan UI yang di tempatkan di Kresek. April nanti umurnya genap 19 tahun. Uji yang hobinya baca novel dan belajar ini kagum terhadap Bung Karno, "karena beliau berani dan betul-betul pintar," katanya sambil menunjukkan ibu jarinya.
Uji yang juara ke 2 selama di SMAN Indramayu ini tidak ingin menjadi aktifis senat atau dewan mahasiswa, alasannya "Kalau jadi DM atau SM kan mereka selalu diliputi politik, kemudian orang yang main politik seringkali terjadi bentrokan-bentrokan, buat apa? Lebih baik saya belajar saja." Ayahnya dulu adalah pengurus cabang Muhammadiah di Indramayu.
Bayangan Uji mengenai dunia kampus: "bebas, tidak perlu pakai seragam dan bisa menentang pendapat dosen."
James Roy Lapian
"Mahasiswa UI sebagian besar burjuis, mereka naik mobil mewah milik orang tuanya, termasuk yang pakai plat merah. Apakah hal itu sesuai dengan cita-cita yang seringkali didengung-dengungkan oleh mereka?" Itu suara James Roy Lapian mahasiswa tingkat II fakultas ilmu-ilmu sosial UI. Pemuda yang bercita-cita ingin menjadi ahli politik negara berkembang ini lahir di Jakarta tanggal 1 Nopember 1958. Hobbinya mendengarkan lagu-lagu ciptaan Johann Sebastian Bach dan ciptaan Johann Strauss. Ia juga bisa memainkan alat-alat musik seperti gitar, orgen, flute dan pikolo.
Tasnya ransel kecil, di dalamnya terlihat buku-buku dan jaket kuning. Ia belum mau masuk Ormas, alasannya: "Kalau masuk ormas berarti saya meninggalkan dunia mahasiswa. Saya tidak mau melihat dunia mahasiswa dikotak-kotakkan serta dicampuri oleh tangan-tangan dari luar."
Tentang motto buku-pesta-cinta: "Wah, itu tidak bisa diterima, karena menikmati hidup bukan melalui pesta, bisa juga kita menyalurkan hobbi kita main gitar, pesta biasanya identik dengan kemewahan," kata pemuda tamatan SMAN I Jakarta jurusan Paspal.
Tentang hubungan pemerintah-mahasiswa, James yang kagum pada Bung Karno ini berpendapat: "Pemerintah menyampingkan mahasiswa, mereka masih melihat kita sebagai anak ingusan, padahal kita kan belajar tentang bermacam-macam, sejarah, politik, sosiologi. Kemudian kita melihat kenyataan di sekitar kita, apakah kita mau tutup mata?" Tapi…
Keywords: Mahasiswa, Pramuji Abdulgani, James Roy Lapian, Gadis Ramayani Darusman, Bayu Soekarnoputra, Titiek Soeharto, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…