Akhirnya Ke Sungai Juga
Edisi: 05/08 / Tanggal : 1978-04-01 / Halaman : 39 / Rubrik : ILS / Penulis :
KETIKA mobil kepala merah dengan tangki kecil berwarna kelabu milik DKI memasuki halaman kompleks Polri Pondok Karya (Jakarta Selatan), beberapa orang yang melihatnya langsung tutup hidung. Padahal mobil itu belum mengeluarkan apa-apa. Artinya, mobil tersebut masih bersih, belum menyedot tinja dan baru akan memulai tugasnya yang rutin.
"Ini masih belum apa-apa, Pak," nyeletuk Abdul Rochim. Umurnya baru 19 tahun, karena tak ada pilihan kerja lain, dia bisa terpakai sebagai crew mobil tinja tersebut. Tambah Rochim lagi: "Malahan anak-anak sering ngeledek: mobil tahik, mobil tahik! Makannya apa? Tahik! Badannya bau apa? Bau tahik! Apa ini tidak keterlaluan?." Rochim jengkel, teman-teman Rochim kesal, tapi apa mau dikata. Sebab Rochim akhirnya mengaku: "Habis, mau apa lagi. Kita 'kan kerjanya memang begitu."
Rata-rata tiap bulan, ada sekitar 3.500 meter kubik tinja disedot oleh mobil tinja milik DKI. Ini berlaku bagi mereka yang bisa hidup secara layak di Jakarta. Artinya, punya rumah yang genah dengan sistim buang air besar yang rapi pula. Berapa prosen penduduk Jakarta memiliki kakus yang celengannya bisa dikuras?
Perhitungan kasar dari Kepala Bagian Tinja DKI, Djazuli, demikian. Sekitar 50% penduduk Jakarta yang tinggal di pinggiran kota, tidak memiliki bak tinja atau septikteng. Artinya, mereka membuang hajatnya di mana saja, sesuka hati. Boleh di kali, di semak atau di sawah. Sckitar 30% penduduk Jakarta tinggal di jalan-jalan kecil dan padat penduduk yang biasanya disebut rumah di gang-gang. Dari penghuni gang ini, hanya 40% yang memiliki bak tinja. Sisanya, toh ada kakus umum, got atau kakus yang tidak memenuhi syarat. Dari yang 40% ini saja, tidak semuanya bisa diberi pelayanan sedot tinja. Sebab kalau letak rumah kelewat di dalam, mobil tak bisa masuk, mau bikin apa? Semakin panjang memasang slang, semakin besar kemungkinan kompresor penyedot cepat rusak. Kata Djazul: "Kompresor jadi panas dan berkurang daya sedotnya." Nah, hanya 20% sajalah penghuni Jakarta yang tinggal di rumah sempurna, mempunyai bak tinja dan kakus yang memenuhi syarat.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Cece Rahman memperkirakan begini. Kalau penduduk Jakarta berjumlah 5,5 juta orang.…
Keywords: Jakarta, Limbah Kotoran, Tinja, Abdul Rochim, Dinas Kebersihan DKI, Djazuli, Cece Rahman, Drs. MA Chosim, Suwito, 
Artikel Majalah Text Lainnya
NATAL DALAM GAMBAR
1991-12-28Berbagai gambar karikatur natal untuk peristiwa di eropa, myanmar, kremlin, palestina, dilli, yugoslavia, dan penyakit…
MENGAPA WANITA SIMPANAN
1990-04-21Emansipasi wanita mencatat banyak kemajuan ada sisi lain yang getir yaitu, kebebasan seks dan istri…
KETIKA TELEPON TIDAK BERDERING
1990-04-21Hubungan seks bebas para peragawati menurut okky asokawati berdasarkan cinta dan tanpa tuntutan. tempo mengadakan…