Ya Uang Ya Amal
Edisi: 10/08 / Tanggal : 1978-05-06 / Halaman : 41 / Rubrik : SD / Penulis :
DUNIA tukang ojek semakin luas. Di Bali banyak anak muda punya penghasilan dengan memboncengkan turis pakai motor. Di Jakarta tidak hanya turis. Warga Ibukota sendiri suka dibonceng pakai motor dan sepeda. Juga di Banjarmasin, dunia boncengan rupa-rupanya menular.
Sudah ada bis kota, becak dan taksi kok masih pakai ojek. Masih sempat saja hasil akal-akalan baru ini menyelip dengan berbagai alasan. Masyarakat yang sering lewat di sepanjang kaki lima Jalan Niaga, atau di depan Mesjid Noor di Banjarmasin, dapat menyaksikan ojek bagai ikan-ikan yang rakus dan gesit di jalanan. Ia merampas nafkah sopir angkutan resmi yang tercatat dalam pembukuan DLLAJR. Dengan terampil dan gagah ia mengarungi gang-gang sempit dan tanah-tanah becek sehingga memiliki sifat yang disukai para penumpang: cepat, praktis! Walaupun umpamanya terganggu bau keringat si tukang ojek, alah tak apa. Palingkan muka sedikit, bau hilang dikebut angin. Non-Komersiil.
Selain Banjarmasin, juga di Gambut, Banjarbaru, Martapura, Binuang dan Kandangan, ojek mulai menenegakkan kekuasaannya. Apalagi jalan-jalan banyak yang parah dengan borok-borok besar, sehingga taksi tak berani menghampiri. "Kami beroleh rezeki karena jalan rusak. Karena jalan tak dapat dimasuki atau jarang disentuh mobil umum," kata ojekwan Parhan kepada Rahmat Marlim dari TEMPO. Lelaki berusia 40 tahun ini beroperasi di Jalan Martapura Karang Intan (Riam Kandangan). Status resminya sih bukan tukang ojek: ia masih dinas sebagai guru SD di Karang Intan.
Bagaimana duduk perkaranya seorang guru bisa jadi tukang membonceng-bonceng orang, mungkin bisa ditanyakan pada Menteri P&K. Secara moral dan ethis hal tersebut memang sedikit bikin kabur gambaran guru sebagai pendidik yang dihormati. Tapi pada Parhan soalnya hanya masalah pembagian waktu. Ya kan Pak Parhan? Lihat saja, siang sehabis mengajar, setelah sembahyang dan makan, hidupnya vakum. Mau dibikin apa waktu kosong itu, kalau tidak berdwifungsi? Mumpung ia punya sepeda motor Yamaha hasil kredit Cari rezeki dengan cara apa saja kan mulia, asal halal. Qur'an juga tak melarang, ya kan Pak Parhan?
"Mengikuti desakan zaman, rasanya kita kurang cocok jalan kaki ataupun pakai sepeda butut, kata Parhan memberi pertanggungjawaban kehadiran motor itu. "Sekarang kan motor banyaknya sudah…
Keywords: Banjarmasin, Tukang Ojek, Parhan, Harbans Singh, Tamsi Leo, Tarmiji, 
Artikel Majalah Text Lainnya
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…