Hmm ... Hidup Sederhana
Edisi: 15/08 / Tanggal : 1978-06-10 / Halaman : 52 / Rubrik : LIN / Penulis :
EMPAT tahun yang lalu, beberapa hari setelah "peristiwa 15
Januari", pemerintah mencanangkan keharusan hidup sederhana --
terutama di kalangan pejabat tinggi. Kini seruan yang sama
terdengar lagi.
; Mula-mula yang bicara adalah Dr. Emil Salim, dalam posisinya
sebagai Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan
Hidup (PPLH). 27 Mei yang lalu, di depan anggota Perhumas,
persatuan para ahli hubungan masyarakat, dan para tamu lain di
salah satu ruang Hotel Hilton yang mewah, Menteri yang diminta
berbicara itu menarik perhatian karena seruan hidupsederhananya
itu.
; Datang terlambat lebih dari setengah jam, Emil Salim yang baru
bertemu dengan Presiden mengungkapkan bahwa ada instruksi Kepala
Negara buatnya. Yakni, agar ia menjabarkan pengertian "pola
hidup sederhana", untuk mencari patokan guna melakukan tindakan
dan sanksi bila terjadi penyelewengan.
; Sudah dapat diduga, bahwa reaksi pertama terhadap pernyataan itu
paling sedikit bersifat angkat bahu. Apalagi ketika Emil Salim
menyatakan, bahwa hidup sederhana itu "bukan sok melarat",
melainkan "hidup yang wajar sesuai dengan lingkungan di mana
seseorang berada." Sebab soalnya: lingkungan yang mana? Ada yang
hidup di lingkungan daerah mewah seperti Kemang, Jakarta, ada
yang di daerah miskin seperti di Mangga Dua. Dan keduanya toh
sering ketemu di Jalan Hayam Wuruk.
; Dengan kata lain, hanya dengan menyebut "sesuai dengan
lingkungan" saja, mana yang hidup sederhana atau mana yang mewah
masih kabur -- dan bisa ditafsirkan macam-macam, sesuai dengan
kebiasaan hidup seseorang. Seperti yang digambarkan oleh tokoh
harikatur harian Kompas pekan lalu:
; Namun barangkali bisa diharapkan, bahwa pidato Presiden Soeharto
Senin pekan ini dapat menjadi sekedar pegangan yang lebih
jelas. Berbicara pada upacara pembukaan Seminar Nasional
Pengembangan Lingkungan Hidup 5 Juni 1978 di Istana Merdeka,
Jakarta, Presiden menandaskan: " . . . jelaslah, bahwa pola
konsumsi dan gaya hidup mewah di banyak negara-negara maju yang
tinggi pendapatannya tidak akan mungkin didukung oleh kemampuan
ekonomi Rakyat kita." Maka, kata Presiden, "menjadi sangat perlu
untuk mengendalikan dan membina gaya hidup dan pola konsumsi
yang lebih serasi dengan lingkungan hidup sosial rakyat
kita."
; Dengan menyebut "rakyat", dan menyebut pula tingkat pendapatan
yang di bawah US$ 200 per jiwa setahun nampaknya bagi Presiden
itulah yang jadi tongkatpengukur. Lingkungan tempat kita…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…