Ya Tuhan, Itulah Anaknya

Edisi: 16/08 / Tanggal : 1978-06-17 / Halaman : 40 / Rubrik : SD / Penulis :


DARI 40 ribu rakyat Aceh Barat yang diobrak-abrik banjir
pertengahan Mei yang lalu, sudah ada yang mencoba tegak kembali.
Dengan hati yang perih mereka menyaksikan rumah ladang, kebun,
lumbung-lumbung, serta mungkin juga hari depan, dikeremus dengan
ganas. Sambil memikirkan apa yang bisa dimasukkan ke mulut,
mereka menegakkan tiang membangun gubuk sementara. Dan para
petani yang sudah bertekad tidak menyerah berusaha mencari bibit
untuk mulai menanam lagi.

; Sapiyah, Zainal dan Kasno mengadu kepada Darmansyah dari TEMPO:
betapa dahsyatnya bencana itu. Kasno, petani usia 58 tahun yang
telah 40 tahun tinggal di Desa Prowodadi, Kecamatan Kuala, tak
pernah melihat banjir sebuas itu. Krueng Meureubo, sungai itu,
paling hanya muntah sebatas tulang kering di kaki. Itupun tak
pernah deras. Tapi kini Kasno sampai-sampai memikul isterinya --
Suparti -- di pundak dan memanjat pohon kelapa. "Mungkin ini
pertanda dari Tuhan atas kita-kita ini," kata orang tua asli
Wonogiri itu.

; Kuli Kontrak

; Kasno termasuk beruntung karena mulai bertindak tatkala air baru
menggerayangi lantai rumahnya. Ke-4 orang anaknya cepat-cepat ia
ungsikan ke rumah adiknya di Kompleks Perkebunan Socfindo. Waktu
ia kembali bersama isterinya untuk menyelamatkan harta benda,
ternyata air sudah menjamah meja dan tempat tidur. Ia masih
mencoba berbuat sesuatu -- tapi kemudian sebatang kayu besar
hanyut menghantam tubuh rumah. Dinding samping jebol. Letaknya
bergeser. Dan petani tua ini jadi keder juga -- apalagi air
meluap cepat mencapai ketinggian 1,5 meter. Untung dekat
rumahnya ada 3 batang kelapa berdekatan. Maka di sanalah Kasno
dan bininya bertengger.

; Kalau tidak ditolong oleh pohon kelapa itu, barangkali Kasno
laki-bini tidak ketemu Darmansyah. Tidak bisa menceritakan,
betapa dahsyatnya malapetaka itu. Mula-mula rumahnya mulai
bergerak-gerak. Kemudian bruk, roboh, dindingnya copot
satu-satu. Dari robohan itu berserak segala perabot rumah,
seperti mengucapkan selamat tinggal. Sedih hati Kasno -- tapi
yang lebih kuat lagi adalah takut. Parto saja, seorang jirannya
yang terlambat menyelamatkan diri karena hendak membela harta
benda, hanyut dan tewas. "Air naik pukul 3 sore. Saya bertahan
di pohon kelapa sampai pagi hari," tutur Kasno…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
DIA DI BELAKANG PENONTON
1983-02-05

Walaupun bisa nonton gratis, penghasilan rata-rata kecil, juga terancam bahaya radiasi.

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu bahwa orang bertato akan diculik jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun, bahkan…

D
DI TUBUHMU KULIHAT TATO
1983-02-12

Dengan adanya isu orang yang bertato akan dibunuh, jumlah permintaan untuk ditato menjadi turun bahkan…