Bulog Tentang Bulog

Edisi: 10/22 / Tanggal : 1992-05-09 / Halaman : 88 / Rubrik : EB / Penulis : MWA

BULOG (Badan Urusan Logistik) berada di persimpangan. Lembaga yang langsung
bernaung di bawah Presiden ini telah dengan baik berfungsi sebagai tangan
Pemerintah untuk intervensi pasar khusus di bidang pangan. Kini dalam era
deregulasi, apakah Bulog masih diperlukan?

; Pertanyaan tersebut dilontarkan sendiri oleh pihak Bulog, yang tengah
merayakan HUT ke-25 bulan Mei ini. Untuk mencari jawabannya, Kamis pekan lalu
Bulog menggelar seminar sehari di Hotel Indonesia. Para pembicara yang
diundang semua ukuran "kelas berat". Tak kurang dari 10 doktor -- 8 di
antaranya berpredikat profesor -- dan seorang mayor jenderal, digiring oleh
Kepala Bulog Bustanil Arifin ke atas mimbar.

; Pembicara pertama adalah Prof. Dr. Widjojo Nitisastro. "Pak Widjojo adalah
konseptor ekonomi Indonesia yang kini menjabat penasehat ekonomi di
Bappenas," kata Bustanil. Secara tidak langsung Kabulog ini seperti
mengisyaratkan bahwa kelahiran dan sepak terjang Bulog tidak lepas dari arahan
Prof. Dr. Widjojo.

; Bagaikan gayung bersambut, Prof. Widjojo memperkuat hal itu. "Bulog telah
berperan penting sekali dalam ekonomi Indonesia selama 25 tahun," kata
arsitek ekonomi Orde Baru ini di awal pidatonya. Widjojo sepenuhnya
membenarkan, Bulog memang tangan kebijaksanaan Pemerintah. "Dalam bahasa
terus terang, selama ini telah diterapkan berbagai kebijaksanaan intervensi
harga (oleh pemerintah) khususnya lewat Bulog," tuturnya lagi. Tapi kini
dalam zaman deregulasi, Bulog mau diapakan?

; Untuk mencari jawabannya, Widjojo mengajak…

Keywords: -

---

Foto Terkait