Tak Ada Tempat Bagi Kijang Emas
Edisi: 10/22 / Tanggal : 1992-05-09 / Halaman : 99 / Rubrik : LIN / Penulis : PBS
TAK selamanya hutan lindung tetap terlindung. Paling tidak, suaka margasatwa
Pelaihari Tanah Laut di Kalimantan Selatan dan Taman Nasional Kerinci Seblat
di Sumatera sudah mengalami perubahan fisik dan intrinsik.
; Lewat Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 695 Tahun 1991, hutan suaka
Pelaihari (35.000 ha) kini dipecahpecah fungsinya. Seluas 27.500 ha disulap
menjadi hutan tanaman industri (HTI) dan cuma 1.500 ha disisihkan untuk taman
wisata alam. Sisanya yang 6.000 ha tetap berfungsi sebagai hutan suaka.
; Menteri Kehutananan Hasjrul Harahap menyatakan, perubahan fungsi itu
dilakukan terutama karena kawasan Pelaihari sudah rusak. Sekitar 14.000 ha
berubah menjadi padang ilalang, 1.500 ha menjadi semak belukar. Bahkan tambak,
perkebunan, serta ladang penduduk pun bermunculan.
; Perubahan itu cukup mengejutkan, terutama karena di kawasan Pelaihari berdiam
hewan yang terbilang amat langka, yakni kijang emas (muntiacus atherodes).
Kijang ini memiliki ciri-ciri khas: berbadan ramping, tanduk tak bercabang,
berbulu kuning keemasan dengan bulu putih…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…