Ke Nusakambangan: Kemana Selanjutnya?

Edisi: 22/08 / Tanggal : 1978-07-29 / Halaman : 12 / Rubrik : KRI / Penulis :


KE 50 terdakwa bandit ibukota digiring ke luar dari tempat tahanan Komdak Metro Jaya. Tangan mereka diborgol. Dilepas oleh rekan-rekan setahanan yang masih tinggal dengan teriakan yang sulit dimengerti artinya. Ada yang asal berteriak saja, marah atau bahkan memberi semangat: "Nusakambangan, Nusakambangan...!"

Di dalam gerbong kereta api Gaya Baru, yang bertolak pagi 17 Juli kemarin dari Stasiun Gambir, bandit residivis (didakwa telah melakukan kejahatan antara 5 s/d 19 kali dan keluar-masuk bui tanpa kapok), diuntai dengan tali plastik. Setiap untai terdiri dari 26 dan 2 orang. Lalu tangan mereka pun diikatkan dengan tempat duduk masing-masing. Mereka dikawal 21 orang polisi dari 2 regu Brimob di bawah komando Kapten Pol. Yusuf Mucharam.

Selama perjalanan tak ada seorang tahanan pun permisi untuk buang air kecil maupun besar. Makanan siang, nasi bungkus yang dibeli di Stasiun Cirebon, dibagikan sore hari. Sampai di Stasiun Kroya, gerbong tahanan ditarik oleh lokomotip khusus ke Cilacap. Semalaman tahanan diistirahatkan di sebuah ruangan di tambatan kapal Wijaya Pura, Nusakambangan.

Dari Wijaya Pura, dengan harus berjongkok dan menghadap ke…

Keywords: Bandit ResidivisYusuf MucharamSunarsoLalang bin SolehSuwandono SHTonangAnton SoedjarwoBui Nusakambangan
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…