Betapapun Buruk, Atau Absurdnya
Edisi: 22/08 / Tanggal : 1978-07-29 / Halaman : 16 / Rubrik : TER / Penulis :
HUM-PIM-PAH
Karya: Putu Wijaya
Sutradara: Sutarno S.K
Produksi: Teater Kail Jakarta
SEBUAH teater yang baik, pada akhirnya memang harus tetap tegar sebagai sebuah teater yang bisa difahami. Betapapun buruknya -- atau absurnya. Ionesco misalnya, yang absurditasnya konon masih berdasar pada simbol, di dunia Barat, ternyata juga masih bisa difahami. Bahkan oleh anak-anak sekolah dasar -- di negerinya.
Apalagi Putu Wijaya. Ia bukanlah penulis lakon yang gelap, yang karya-karyanya hanya dibuat untuk "kenikmatan diri sendiri." Sebab kalau pun di sana ada berbagai lambang, yang oleh seorang Rustandi Kartakusumah dikatakan "absurd", maka sesungguhnya ia masih tetap bisa dimengerti.
Keyakinan bahwa Putu tampil dari dalam teater…
Keywords: Noorca M. Massardi, Putu Wijaya, Sutarno S.K, Rustandi Kartakusumah, Teater Kail, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…