Puisi ? Konkrit ?

Edisi: 22/08 / Tanggal : 1978-07-29 / Halaman : 32 / Rubrik : SR / Penulis :


DENGAN populernya pembacaan sajak, yang dulu dikenal sebagai deklamasi, apa yang disebut puisi bukan sesuatu yang asing. Apalagi ruangan anak-anak di surat kabar dan juga majalah anak-anak (Kawanku, Bimba, Bobo, dsb.) selalu tak absen menghadirkan puisi.

Dalam Puisi Asean 78, di TIM, 17-20 Juli, salah satu acaranya ialah 'Pameran Puisi Konkrit'. Sutardji Calzoum Bachri, penyair bir yang populer itu, dan juga beberapa peserta yang lain, mencoba menjelaskan apa itu 'puisi konkrit' (lihat box).

Barangkali bisa diterankan lagi demikian. Sebelum sastra dituliskan, bentuk kesenian ini hanya dikomunikasikan secara lisan. Karena itu kata-katanya dipilih sedemikian rupa hingga enak didengar. Keenakan bunyi kemudian jadi nomor satu, dan arti atau maksud kata-kata boleh dikesampingkan. Contoh yang jelas adalah mantra-mantra, atau juga suluk sang dalang wayang. Sutardji sendiri yang mengaku terpengaruh mantra salah satu sajaknya demikian:

lima percik mawar/tujuh sayap merpati/ sesayat langit perih/dicabik puncak gunung/ sebelas duri sepi/dalam dupa rupa/ tiga menyan…

Keywords: Bambang BujonoPuisi Asean 78Pameran Puisi KonkritSutardji Calzoum BachriHamid JabbarDanartoLatiff MohidinSlamet KirnantoBaharudin M.S
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…