Wawancara Khusus "tempo" Dengan ...
Edisi: 28/08 / Tanggal : 1978-09-09 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :
PEKAN ini, 8 September jam 20.30, dengan pesawat khusus seorang
Ilmu penting datang ke Indonesia. Dialah Menteri Luar Negeri
Perancis, Louis de Guiringaud, yang akan disertai 10 pejabat
tinggi pelbagai departemen dan wartawan. Di samping itu, 20
industrialis dan bankir Perancis akan bergabung dengan Menteri
di Jakarta.
; Louis de Guiringaud, 67 tahun, mungkin orang yang tepat sebagai
utusan Perancis ke sebuah negeri berkembang seperti Indonesia.
Diplomat yang panjang karirnya ini aktif dalam tahap awal
pembicaraan yang disebut sebagai "dialog Utara dengan Selatan"
--antara negeri berkembang dengan negeri maju. Di tahun 1966 ia
Dutabesar untuk Jepang, setelah beberapa tahun lamanya
berhubungan dengan negeri-negeri di Afrika, misalnya sebagai
Duta besar di Ghana.
; Menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri itu ke Indonesia, TEMPO
meminta korespondennya di Eropa, Jusfiq Hadjar, mengajukan
serangkaian pertanyaan. Di bawah ini adalah hasil tanyajawab
itu: Akhir-akhir ini perhatian Pemerintah Perancis kepada
Indonesia terasa amat meningkat. Beberapa waktu yang lalu
Menteri Muda Urusan Perguruan Tinggi berkunjung ke negeri ini
dan beberapa bulan yang lalu Kepala Staf Angkatan Bersenjata
Perancis Jenderal Mery juga mengadakan kunjungan selama beberapa
hari ke sini. Dan sekarang ini Anda. Bisakah dijelaskan kepada
kami sebab perkembangan ini?
; Perancis menaruh perhatian besar terhadap keseluruhan Asia
Tenggara. Karena Perancis menganggap daerah ini sebagai salah
satu yang terpenting di dunia pada akhir abad ini, mengingat
posisi geografisnya serta kemungkinan perkembangan ekonominya
yang tersendiri.
; Terasa oleh Perancis, bahwa di daerah ini Indonesia memainkan
suatu peranan penting yang khusus, berkat tradisi-tradisinya,
jumlah penduduknya serta berkat kekayaan sumber alamnya -- semua
faktor yang menjamin kemajuan ekonominya dalam tahun-tahun
mendatang mulai dari hasil-hasil yang telah diperoleh.
; Lagi pula Perancis menghargai kebijaksanaan serta kesederhanaan
politik luar negeri Indonesia yang bertujuan saling pengertian
serta perdamaian antara negara-negara di daerah itu dan
pemeliharaan hubungan baik dengan semua negara.
; Ketika Presiden Suharto berkunjung ke Perancis di akhir tahun
1972, beliau…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?