Semar, Gareng, Petruk Dan Wang ...
Edisi: 32/08 / Tanggal : 1978-10-07 / Halaman : 18 / Rubrik : TER / Penulis :
"PELACURKU SAYANG" dan "WEK-WEK"
Sutradara: D. Djayakusuma
Produksi: Teater Lembaga
PERNAH dibicarakan, apakah aktor Indonesia yang memainkan naskah terjemahan dari Barat misalnya -- musti juga bertingkah laku bagaikan orang Eropa. Apakah nanti hasilnya justru bukan "akting Eropa" dan bukan juga "akting Indonesia". Dengan kata yang lebih langsung, hasilnya ialah permainan pentas yang tidak wajar alias janggal.
Soal itu memang akan selalu muncul bila sebuah grup teater mementaskan naskah terjemahan dan mencoba mementaskan persis dengan aslinya. Yang perlu dicatat ialah bahwa drama toh, tidak harus persis kenyataan. Di dalamnya terkandung pengertian "permainan". Di situlah fokus persoalan: apakah kita -- para pemain dan penonton -- telah setuju bahwa itu hanya permainan.
Seperti halnya pementasan Teater Lembaga kali ini, 27-29 September, di Teater Arena TIM, yang mengetengahkan dua judul Pelacurku Sayang dan Wek-wek.
Yang pertama dimainkan ialah Wek-wek yang aslinya merupakan semacam dagelan abad XIV di Eropa Barat sana. Dan pementasan Teater Lembaga malam…
Keywords: Bambang Bujono,  D. Djayakusuma, Teater Lembaga, Didi Petet, Sena A. Utoyo, Johan Jehahn, Yoseph Ginting, Wang Chin Lung, Pan Pi Cheng, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…