Amir Murtono, Sebelum Sampai 1992; Amir Murtono, Sebelum Sampai 1992
Edisi: 35/08 / Tanggal : 1978-10-28 / Halaman : 05 / Rubrik : NAS / Penulis :
AKAN ada perubahan, tapi tidak drastis," kata Sekjen DPP Golkar Sapardjo sehari sebelum Munas 11 Golkar di Bali dibuka Jum'at pekan lalu. Isyarat Sapardjo ini sebetulnya cukup jelas. Tapi tidak semua orang menyadarinya. Terutama setelah gegap gempitanya kritik dan kecaman pada Golkar belakangan ini, termasuk yang berasal dari unsur dalam Golkar sendiri. Golkar dinilai belum mengakar, memassa pengelolaan organisasi birokratis dan strukturnya mirip jawatan (TEMPO, 21 Oktober). Wakil Presiden Adam Malik dianggap membawa "angin segar bagi kehidupan ketatanegaraan" ketika menjelang Munas menganjurkan agar pejabat pemerintah yang menduduki pimpinan Golkar meninggalkan jabatan kepemerintahannya.
Semua ini tampaknya menimbulkan harapan, yang mungkin agak berlebihan, bahwa Munas kali ini akan menghasilkan keputusan-keputusan yang menggoncangkan. Maka "Orang yang terlalu berharap akan kecewa," kata seorang anggota DPR peserta Munas. Di harihari pertama Munas, memang kecaman cukup kuat, tapi belakangan banyak yang mulai meragukannya. Kalau dikatakan Golkar belum dewasa, mengapa berhasil berkembang seperti sekarang ini. Kalau belum mengakar, mengapa sampai bisa memenangkan pemilu sampai dua kali? Walau semua menyadari, kritik dan anjuran mawas diri itu bertujuan baik untuk lebih memperkuat Golkar.
"Karenanya yang terjadi adalah kompromi, denan memakai…
Keywords: Golkar, Sapardjo, Adam Malik, Amirmachmud, Daryatmo, Jenderal Panggabean, M. Panggabean, Amir Murtono, Adjad Sudradjad, Widarto, Sugianto, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?