Pesan Sekarang, Ambil Besok
Edisi: 40/08 / Tanggal : 1978-12-02 / Halaman : 48 / Rubrik : KL / Penulis :
ALAM mengkaruniai Singapura sebuah letak yang strategis dalam pelayaran internasional. Sedikit banting tulang, kini menempatkan diri sebagai pelabuhan nomor empat yang tersibuk di dunia. Hanya saja, ini anugerah sekaligus ketergantungan. Negeri yang menggenggam luas cuma 596,8 km persegi itu terpaksa menggantungkan hampir seluruh kepulan asap dapurnya pada ekonomi entrepot.
Konon, di kala Presiden Sukarno mengumandangkan 'ganyang Malaysia", Singapura yang terbirit-birit memperkuat kubunya sempat pula tercenung . Lah . . ., kalau konfrontasi berkepanjangan bisa-bisa kapal pada enggan mampir lagi. Lantas, mau makan dari mana? Maka tersebutlah kemudian, Singapura bertekad untuk mengubah bentuk ekonomi tradisionilnya yang entrepot itu menjadi ekonomi industri.
Jalur-jalur Pendidikan Ketrampilan
Tekad tinggal harapan bila tak disertai oleh usaha yang gigih. Singapura menyadari betul bahwa industrialisasi iu harus beranjak dari penyiapan tenaga-tenaga trampil. Karenanya, jalur pendidikan ketrampilan dibikin jamak dalam tahapan…
Keywords: Singapura, Tenaga Terampil, Presiden Sukarno, Industrial Training Board, Junior Training Scheme, Rahim Mansor, 
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…