Larangan Di Senayan
Edisi: 43/08 / Tanggal : 1978-12-23 / Halaman : 07 / Rubrik : NAS / Penulis :
BELASAN anggota Polri tampak berjaga-jaga sekitar Istana Olahraga Senayan Sabtu siang pekan lalu. Pagar masuk tertutup rapat. Sementara sekitar 4000 gelandangan Jakarta menunggu di luar. Mereka datang untuk menghadiri Perayaan Natal Oikumene 1978. yang 3 tahun terakhir ini selalu diselenggarakan bersama para gelandangan di Istora Senayan.
Kali ini mereka boleh kecewa: perayaan dibatalkan. Ijin perayaan yang dikeluarkan Kodak Metro Jaya 12 Desember lalu dicabut 3 hari kemudian. Alasannya: Gubernur DKI Jaya Tjokropranolo berkeberatan/tidak menyetujui terselenggaranya acara tersebut. Juga mengingat surat Menteri Agama RI pada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama DKI Jaya 7 Desember. Isinya antara lain: Menteri Agama belum pernah diberitahu untuk duduk sebagai pelindung. Usaha perayaan itu dianggap baik asal tidak bertentangan dengan Surat Keputusan Menteri Agama no. 70 tahun 1978. Disebutkan juga: hendaknya hanya gelandangan yang sama…
Keywords: Kristen, Gelandangan, Perayaan Natal Oikumene 1978, Tjokropranolo, Letkol R.A. Tonang, S.S. Lumy, Frans Seda, Ali Sadikin, Amiruddin Siregar, Mgr. Leo Soekoto, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?